Jumat,  22 November 2024

Taiwan Siapkan Rp 20 Triliun Investasi Pabrik Gula RI

Agus Supriyanto
Taiwan Siapkan Rp 20 Triliun  Investasi Pabrik Gula RI

RADAR NONSTOP--Tertarik dengan industri gula di Indonesia, Taiwan siap menginvestasikan Rp 20 triliun untuk membangun pabrik gula. Nusa Tenggara Barat (NTB), Sulawesi Tengah (Sulteng) dan Merauke pun telah disiapkan untuk jadi area produksi.

Hal ini merupakan salah satu gebrakan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman dalam mendorong ekspor dan investasi untuk memacu pertumbuhan ekonomi nasional. Kementerian Pertanian mengupayakan peningkatan ekspor manggis, bawang merah, jagung, telur, daging ayam, benih sayuran, tanaman hias, beras khusus dan perkebunan selain gula. 

Dan, Taiwan berminat berinvestasi membangun industri gula di Indonesia senilai Rp 20 triliun. Amran berkunjung ke Taiwan dan bertemu langsung dengan Menteri Pertanian Taiwan, Mr. Tsung-Hsien Lin pada tanggal 9 Oktober 2018. 

BERITA TERKAIT :

Pada pertemuan yang berlangsunh singkat itu, Tsung menyampaikan komitmen untuk investasi industri gula Rp 20 triliun di Indonesia. "Ini sangat positif. Industri gula merupakan prioritas nasional Indonesia untuk memenuhi konsumsi domestik sekitar 4 juta ton per tahun," demikian diungkapkan Amran dalam keterangan tertulisnya, Minggu (14/10/2018).

Amran menyebutkan, saat ini Indonesia berhasil membangun 6 Pabrik Gula (PG) yang terintegrasi dengan perkebunan tebu dari 10 unit yang telah ditargetkan dengan dukungan investasi asing. Investasi Taiwan diharapkan dapat membangun sedikitnya 2 hingga 4 unit PG, dengan nilai investasi masing-masing Rp 20 triliun. 

"Pihak Indonesia menawarkan areal investasi di Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Tengah, dan Merauke dengan luasan mencapai 20.000 hektar untuk masing-masing unit. Indonesia memberi berbagai kemudahan perijinan serta jaminan keamanan dan kenyamanan berusaha," paparnya.

Ditegaskannya, pola kemitraan antara investor Taiwan dan pengusaha lokal dilakukan serius untuk lebih menjamin kelancaran berusaha. Pihak Taiwan mengambil peran yang lebih dominan pada penanganan aspek-aspek teknis, sementara pengusaha lokal Indonesia dapat membantu penanganan aspek nonteknis seperti pengurusan administrasi perijinan dan proses pengamanan lingkungan berusaha.

"Untuk percepatan realisasinya, menteri pertanian Taiwan telah menugaskan wakil nenterinya untuk berkunjung ke Indonesia dalam waktu dekat," imbuhnya.