Minggu,  05 May 2024

Kelamaan Libur Corona, Santri: Kami Rindu Baca Al-Quran Bersama

NS/RN
Kelamaan Libur Corona, Santri: Kami Rindu Baca Al-Quran Bersama

RADAR NONSTOP - Corona membuat para santri harus di rumah. Kelamaan di rumah nampaknya membuat santri jenuh. 

Aldin, warga Koja, Jakarta Utara yang menjadi santri di pondok pesantren di kawasan Cirebon, Jawa Barat mengaku, dirinya sudah mulai bosan. 

"Kami rindu suasana pesantren. Sholat Jamaah dan mengaji bareng lagi," akunya kepada wartawan, Senin (8/6) malam. 

BERITA TERKAIT :
Korupsi Covid-19 Di Kemenkes, KPK Jangan Ragu Borgol Para Pemain APD?
APD Covid-19 Dikorupsi, Anggota DPR Ihsan Yunus Pakai Masker Ke KPK?

Begitu juga dengan Ahmad B. Santri dari Bogor, Jawa Barat ini mengaku, dirinya sudah hampir tiga bulan libur di rumah sejak wabah Corona. 

"Pusing saya, entah kapan masuknya. Selama di rumah, belajar via online saja tapi kan hafalan Al-Quran kami tidak nambah-nambah," keluhnya.

Seperti diberitakan, Wakil Presiden Ma'ruf Amin membandingkan keamanan pembelajaran siswa pada masa pandemi Corona menuju new normal. Menurutnya, saat ini pesantren lebih aman dibandingkan dengan sekolah.

"Ya saya kira, dalam situasi sekarang ini semua kekhwatiran itu ada, di sekolah maupun di pesantren. Tetapi kalau menurut saya kalau kita bisa mengelolanya dengan baik, di pesantren itu lebih aman dibandingkan sekolah," ujar Ma'ruf, Senin (8/6/2020).

Ma'ruf mengatakan, bila di sekolah siswa belajar pulang-pergi. Sedangkan di pesantren, siswa yang masuk sejak awal telah diperiksa untuk mencegah COVID.

"Kalau sekolah itu kan bolak balik, kalau masuk, pergi di jalan juga, di rumah juga, di sekolah juga. Kalau di pesantren itu kan asal dari awal sudah ditata, dan mereka yang masuk sudah aman, bebas COVID," kata Ma'ruf.

Selanjutnya, siswa di pesantren disebut tidak diperkenankan untuk keluar masuk. Kunjungan orang tua juga dapat dibatasi.

"Kemudian juga mereka berada di dalam, dikarantina, dan dia tidak keluar kemana-mana. Kemudian orang dari luar untuk menjenguk, juga dibatasi dulu," kata Ma'ruf.

Meski terbilang aman, Ma'ruf mengatakan protokol kesehatan tetap harus dilakukan. Pemeriksaan berkala juga disebut perlu dilakukan.

"Sebenarnya pesantren lebih aman, tetapi memang harus disiapkan. Jangan begitu datang tanpa ada pemeriksaan, ada tamu masuk. Itu yang harus dijaga," kata Ma'ruf.

"Tinggal melakukan pemeriksaan secara berkala, supaya jangan sampai ada yang terkena. Menurut saya sebetulnya bisa lebih dikontrol, dibanding dengan sekolah," sambungnya.