Sabtu,  23 November 2024

Penangkal Covid-19 Dengan Teknologi Nano, Sejumlah Professor Ciptakan Aromaterapi Berbahan Minyak Atsiri

BCR/RN/Doni
Penangkal Covid-19 Dengan Teknologi Nano, Sejumlah Professor Ciptakan Aromaterapi Berbahan Minyak Atsiri

RADAR NONSTOP - Pandemi Virus Corona (SARS-CoV2) yang dikenal dengan sebutan COVID-19 telah menjadi momok menakutkan bagi seluruh penduduk bumi selama 3 bulan terakhir. Hingga sampai saat ini pun belum ditemukan obat yang efektif untuk mengendalikan wabah virus tersebut.

Bahkan, mewabahnya virus COVID-19 menjadi perhatian tersendiri bagi pemerintah di berbagai negara di dunia, tidak terkecuali di Indonesia, Selasa (16/6/2020).

Dengan mewabahnya virus Corona, sejumlah upaya terus dilakukan oleh negara untuk menangani ataupun mencegah penyebaran Covid-19 agar tidak semakin meluas. 

BERITA TERKAIT :
Rakyat Menderita Saat Corona, Koruptor Malah Beli Pabrik Air Minum Di Bogor
Corona Marak Lagi Di Singapura, Bikin Parno Aja Tuh Virus

Seperti yang dilakukan sejumlah pakar dari Indonesia, seperti Hendi Saryanto, ST, M. Eng, Prof (Em) Dr. Ir. Darwin Sebayang, Dr. Ing. Puji Untoro, dan Egi Agustina ST, M. Eng.

Dalam menghadapi pandemi, sejumlah pakar tersebut menciptakan aromaterapi dengan bahan minyak atsiri sebagai penangkal Covid-19 dengan teknologi nano.

Berbagai bahan alami potensial pun terus dikaji dan diteliti untuk dapat digunakan dalam pencegahan virus tersebut.  

Salah satu bahan alami yang telah dilaporkan berpotensi dapat menghambat dan mencegah virus adalah yang berasal dari tanaman penghasil minyak atsiri.

Minyak atsiri merupakan kekayaan hayati atau komoditi handalan Indonesia yaitu tanaman yang diolah menjadi beberapa minyak atsiri seperti minyak serai wangi (citronella oil), minyak pala (nutmeg oil), minyak kayu manis (cinnamon bark oil), minyak cengkeh (clove oil), minyak jahe (ginger oil), minyak kayu putih (eucalyptus oil).

"Minyak atsiri yang dihasilkan dari kekayaan hayati Indonesia tersebut telah banyak diteliti dan dikembangan diberbagai negara dan telah terbukti mampu manjadi formula obat yang efektif dan mampu membunuh virus, bakteri dan jamur," terang Prof (Em) Dr. Ir. Darwin Sebayang.

Informasinya, bahan-bahan dari tanaman euchalyptus atau minyak atsiri yang memiliki kandungan senyawa aktif 1,8-cineole (eucalyptol) ini dianggap paling berdampak menekan pertumbuhan berbagai jenis virus influenza termasuk Corona. 

Bahkan, dalam uji yang dilakukan para pakar tersebut bahwa rempah seperti gambir diolah dengan teknologi ekstraksi menghasilkan katekin mengandung flavoid dan minyak atsiri diolah dengan teknologi Nano. 

Produk luarannya Karo Fit, n FIT –Nanotherapy dengan registasi merek IPT 2020039764 dan Nano Therapy Protection System No. Paten S00202004151. 

Dr. Ing Puji Untoro, anak bangsa yang menekuni aplikasi teknologi nano puluhan tahun, Dr. Nurjannah Achmad, Pakar Stem Cell, Yuriadi Kusuma dan Dr. Dewi Angraini dari UMB menyatakan, dengan Karo fit gatal ditenggorokan dan lelah hilang dan bermanfaat untuk meningkatkan percaya diri untuk waspada. 

Kini produk itu dikembangkan dengan rempah lain menjadi nano therapy dengan teknologi nano emulsi, lahirlah berbagai varian seperti Karonanotherapy, Nellananotherapy, Eucalytus nanotherapy dan Painannanotherapy.

Dimana partikelnya dalam ukuran nano dan digunakan sebagai terapi aerosol dimana embun yang dirilis ke udara dalam partikel nano. 

Catatan radarnonstop.co berikut profil para pakar yang menciptakan penangkal Covid-19 dengan menggunakan teknologi nano dengan aromaterapi berbahan minyak atsiri.

Prof (Em) Dr. Ing Ir. Darwin Sebayang, merupakan anggota dewan penasehat Ikatan Alumni Penerima Beasiswa Habibie (IABIE). 

Ketua Dewan Pakar Ikatan Alumni Jerman (IAJ), Ketua Bidang Penelitian dan Pengembangan Ikatan Alumni FT USU JABODETABEK, serta Pensiunan Profesor Universiti Tun Hussein Onn Malaysia (UTHM) dan Universitas Mercu Buana.

Hendi Saryanto, ST, M. Eng, Founder of Garuda Muda Institute. Dr. Ing. Puji Untoro,

Anggota dewan penasehat Ikatan Alumni Penerima Beasiswa Habibie (IABIE) Universitas Surya, dan Egi Agustian ST, M. Eng, merupakan peniliti kimia di LIPI.