Jumat,  22 November 2024

Corona Di Jateng Kok Lebih Ganas dari Jabar, Mas Ganjar Piye Iki?

NS/RN/NET
Corona Di Jateng Kok Lebih Ganas dari Jabar, Mas Ganjar Piye Iki?
Ganjar Pranowo (tengah) bersama Anies Baswedan dan Ridwan Kamil di acara TV.

RADAR NONSTOP - Kasus positif virus Corona (COVID-19) terus nambah. Hingga 27 Juni kasus positif sudah tembus 52 ribu kasus. Dari jumlah tersebut Jawa Timur dan DKI Jakarta masih paling parah. 

Yang mengejutkan, lonjakan kasus di Jawa Tengah tergolong tinggi. Saat ini sudah tembus 3.294 kasus positif. Sedangkan Jawa Barat 3.064 kasus positif.

Jika dilihat pada bulan April dan Mei, jumlah kasus Jawa Barat lebih banyak ketimbang Jawa Tengah. 

BERITA TERKAIT :
RK Tuding Warga Jakarta Lebih Ekspresif Ketimbang Jabar 
Ganjar Masih Abu-Abu Hadiri Pelantikan Prabowo, Jangan-Jangan Belum Ikhlas?

"Kita dapatkan penambahan kasus konfirmasi positif sebanyak 1.385 orang sehingga totalnya menjadi 52.812 orang," ungkap juru bicara pemerintah terkait penanganan COVID-19, Achmad Yurianto (Yuri), dalam konferensi pers yang disiarkan akun YouTube BNPB, Sabtu (27/6/2020).

"DKI Jakarta 203 kasus dan 68 sembuh, Jawa Tengah 197 kasus baru dan 22 sembuh, Sulawesi Selatan 146 kasus baru dan 41 kasus sembuh, Bali 106 kasus dan 21 sembuh," sambungnya.

Yuri pun melaporkan ada tambahan 576 pasien sembuh dari Corona, sehingga totalnya ada 21.909. Namun masih ada 37 kasus kematian sehingga total yang meninggal ada 2.720.

Pemerintah masih memantau 40.541 orang dalam pantauan (ODP). Pasien dalam pengawasan (PDP) kini berjumlah 13.522 orang.

Sementara Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo menyebut daya tampung rumah sakit di provinsi tersebut masih aman kendati berdasarkan data terakhir, Jateng memiliki kasus positif ke-4 secara nasional dengan 3.907 kasus.

Menurutnya, di Jateng terdapat 58 rumah sakit rujukan yang disiapkan dengan jumlah pasien positif yang dirawat sebanyak 1.723 orang. Dia menilai dari beberapa rumah sakit rujukan yang belum terisi sehingga penambahan jumlah pasien bisa diantisipasi.

"Masih cukup kok, bahkan Rumah Sakit Bung Karno di Solo juga masih banyak kapasitasnya, Moewardi Solo juga," ujarnya, Sabtu (27/6/2020).

Terkait kelengkapan Alat Pelindung Diri (APD), Ganjar juga memastikan bahwa stoknya masih aman dan terkontrol. Hanya saja, pihaknya, meminta agar rumah sakit lebih proaktif apabila ada yang membutuhkan peralatan tambahan.