Selasa,  14 May 2024

Bawaslu Belum Temukan Bukti Doktrin Anti Jokowi di SMAN 87

Zaber
Bawaslu Belum Temukan Bukti Doktrin Anti Jokowi di SMAN 87
Aksi dukungan siswa-siswi SMAN 87 terhadap guru N

RADAR NONSTOP - Tudingan terhadap N, guru Agama SMAN 87 mendoktrin murid benci Jokowi tidak terbukti. Bawaslu DKI telah melakukan klarifikasi dan pemeriksaan.

Muhammad Jufri, Komisioner Bawaslu DKI Jakarta mengatakan, dari hasil investigasi terhadap Kepsek SMAN 87 Jakarta, guru N serta siswa, tidak ditemukan bukti dugaan adanya doktrin anti Jokowi kepada siswa dan siswi di sekolah itu.

"Belum menemukan adanya doktrin di sekolah itu. Belum ditemukan bukti mendoktrin siswanya," kata Jufri di Jakarta, Kamis, (18/10/2018).

BERITA TERKAIT :
Kader Dasawisma KDW Disanksi, Bawaslu Ngaku Tidak Tahu
Wow, Bikin Konten Hoax Kini Jadi Ladang Bisnis Menggiurkan

Jufri mengatakan, pihaknya masih mencari pengirim pesan singkat atau SMS kepada kepala sekolah yang menyatakan ada doktrin anti Jokowi kepada siswa. Namun nomor telepon yang tak diketahui siapa pemiliknya tersebut sudah tak aktif lagi.

Jufri mengatakan, Bawaslu sudah bekerja sama dengan kepolisian dan pihak terkait untuk mencari identitas pemilik nomor itu. Kendati sudah ditemukan tapi identitas itu bukan pemilik dari nomor tersebut.

Bawaslu, menurut Jufri, sudah meminta keterangan dari orang yang identitasnya terdaftar menggunakan nomor itu. Namun, orang tersebut mengaku bukan pengirim dan identitasnya dipakai oleh temannya.

"Nah orangnya yang pemilik nomor telepon yang terdaftar sudah kami panggil. Dia menyatakan bukan dia yang SMS tapi nomor atas nama dia karena temannya minta registrasi atas nama dia. Tapi bukan dia yang pengirimnya dan nomor itu bukan milik dia," ujarnya.

Dia menambahkan, "Orang itu pakai identitas dia untuk mengirim. Pokoknya nomornya dipakai untuk SMS. Nah, teman itu teman lama sudah 8 tahun enggak ketemu. Dia kasih nomornya itu pada saat dia telepon."

Saat ini, Jufri mengatakan, masih mencari pengirim SMS yang sebenarnya kepada Kepsek SMAN 87 Jakarta. Sebab, hal ini sangat penting untuk mengetahui apakah hal itu benar terjadi atau hanya informasi bohong atau hoax.

“Karena kami sudah mencari dengan Kepsek, enggak ada masalah mereka. Kepada guru-guru enggak ada kata itu, kepada siswa enggak ada kata itu," katanya.

Dia melanjutkan, "Jadi benar enggak informasi ini. Jadi kami tanya yang SMS kepada Kepsek yang mengatakan ada intimidasi di sekolah. Kami mau tanya yang mana yang Anda maksud intimidasi itu."