RADAR NONSTOP - APBN tekor. Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat defisit anggaran sebesar Rp 257,8 triliun di semester I-2020 atau setara 1,57% terhadap produk domestik bruto (PDB).
Defisit itu diakibatkan realisasi penerimaan yang belum bisa menutupi kebutuhan belanja negara.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan penerimaan negara berhasil terkumpul Rp 811,2 triliun dari target Rp 1.699,9 triliun. Sementara belanja negara, realisasinya Rp 1.068,9 triliun dari target Rp 2.739,2 triliun.
BERITA TERKAIT :19,9 Ribu Ibu Hamil Kurang Energi, Sri Mulyani Sebut Anggaran Kesehatan Rp187,5 T
Perjalanan Dinas Pejabat Cuma Belanja Dan Foto-Foto
"Pendapatan negara minus 9,8% dibandingkan dengan tahun lalu mencapai Rp 899,6 triliun," kata Sri Mulyani di ruang rapat Banggar DPR, Jakarta, Kamis (9/7/2020).
Jika dilihat lebih rinci lagi, penerimaan negara yang mencapai Rp 811,2 triliun berasal dari pajak sebesar Rp 531,7 triliun, bea cukai sebesar Rp 93,2 triliun, PNBP Rp 184,5 triliun, sedangkan hibah sebesar Rp 1,7 triliun.
Sedangkan untuk belanja negara yang mencapai Rp 1.068,9 triliun berasal dari belanja pemerintah pusat yang terdiri dari kementerian/lembaga (K/L) dan belanja non K/L sebesar Rp 668,5 triliun, dan realisasi transfer ke daerah dan dana desa (TKDD) sebesar Rp 400,4 triliun.
Dengan realisasi tersebut, maka defisit anggaran APBN 2020 hingga semester I-2020 tercatat 1,57% atau setara Rp 257,8 triliun terhadap PDB.
"Realisasi APBN Semester I tahun 2020, defisit mencapai 1,57% terhadap PDB sejalan dengan turunnya pendapatan akibat perlambatan ekonomi sedangkan kinerja belanja tetap dapat tumbuh positif dalam rangka mendukung penanganan dampak COVID-19," ungkapnya.