RADAR NONSTOP - Majunya putra pertama Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming sebagai calon Wali Kota Solo pada Pilkada 2020, menuai banyak kritikan.
Pengamat Komunikasi Politik Universitas Indonesia, Doktor Ari Junaedi menganggap adanya drama politik yang hadir dalam keputusan yang di usung Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) tersebut.
"Inikan karena ada aroma mitra presiden sehingga keputusan yg dikeluarkan DPP PDIP menjadi istimewa. Hal itu juga menjadi cerminan bahwa kekuatan elit partai menjadi penentu proses final yg sedang berjalan," ujarnya kepada RADARNONSTOP (Group Rakyat Merdeka), Senin (20/7).
BERITA TERKAIT :Gibran Curhat, Dari Makan Bergizi Gratis Hingga Ekonomi 8 Persen
Wakil Ketua DPRD Kab Bekasi Dibui, Kader PDIP: Kita Pesta Bung Leman Diborgol
Sementara itu, dilihat dari presentase kemenangan, Ari mengatakan banyak partai politik yang akan memilih secara pragmatis dan berpihak kepada putera Presiden, karena akan memberikan keuntungan politik di label lain.
"Kalau menang, masyarakat akan menganggap Gibran mendapat dukungan sebagai putra Presiden. Tapi kalau kalah dapat mencoreng nama presiden juga, dan itu menjadi tamparan bagi Presiden," tambahnya.
"Belajar dulu lah , magang dulu, akan lebih tepat jika menjadi solo dua, tapi konsep itu tidak berjalan mulus karena Gibran ingin menjadi solo satu," pungkasnya.