RN - Gerbong KA khusus rokok mencuat. Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka menanggapi usulan gerbong khusus untuk merokok di rangkaian kereta api yang disampaikan anggota Komisi VI DPR dari Fraksi PKB Nasim Khan kepada PT KAI, Rabu (20/8).
Gibran mengatakan usulan tersebut tidak sesuai dengan program yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto di bidang kesehatan.
Jadi ya sekali lagi untuk Bapak Ibu anggota DPR yang terhormat, saya mohon maaf ini masukannya kurang sinkron dengan program dari Bapak Presiden," kata Gibran usai meninjau Stasiun Balapan Solo, Minggu (24/8).
Ia menjelaskan Pemerintahan Prabowo-Gibran sedang serius menggarap peningkatan kesehatan masyarakat lewat berbagai program. Selain cek kesehatan gratis dan pemberantasan stunting, Pemerintah juga menetapkan regulasi untuk menekan jumlah perokok.
Meski demikian, Gibran memastikan Pemerintah akan menampung usulan gerbong khusus merokok tersebut. Hanya saja, saat ini hal itu belum menjadi prioritas Pemerintah.
Gibran juga menyinggung tidak semua usulan bisa direalisasikan PT KAI mengingat keterbatasan ruang fiskal perusahaan.
Menurut Gibran, masih banyak hal lain yang bisa digarap PT KAI untuk meningkatkan kepuasan penumpang selain pengadaan gerbong khusus merokok.
Ia mengusulkan PT KAI memprioritaskan ibu hamil, ibu menyusui, balita, lansia, kaum difabel ketimbang perokok.
"Jadi misalnya ada ruang laktasi di gerbongnya mungkin toiletnya, kamar mandinya bisa dilebarkan sehingga ibu-ibu bisa mengganti popok bayi dengan lebih nyaman. Saya kira itu lebih prioritas," kata dia.
Sebelumnya, Anggota Komisi VI DPR dari Fraksi PKB Nasim Khan mengusulkan gerbong khusus area merokok di rangkaian kereta api.
Hal itu disampaikannya dalam rapat Komisi VI DPR bersama PT KAI di Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (20/8).
Dalam rapat bersama PT KAI Indonesia di Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (20/8), Nasim mengusulkan diadakannya ada satu gerbong khusus yang diperuntukkan sebagai kafe sekaligus area merokok.
"Ada lah sisakan satu gerbong untuk cafe ya kan, untuk ngopi, paling tidak di situ untuk smoking area pak," kata Nasim Khan dalam rapat itu.
Berselang beberapa hari Nasim mengklarifikasi usul tersebut. Dia beralasan usul yang disampaikan dalam rapat bersama PT KAI beberapa waktu lalu itu sekadar meneruskan aspirasi masyarakat.
"Sebagai anggota DPR, tugas saya adalah menyerap dan menyampaikan aspirasi masyarakat. Usulan terkait adanya ruang atau gerbong khusus merokok di kereta muncul dari keluhan penumpang perokok yang merasa tidak terakomodasi," ujar Nasim dalam keterangannya, Sabtu (23/8).
Nasim menyebut usulan itu tidak sama sekali membela rokok, melainkan untuk mencari titik temu agar hak dan kenyamanan semua penumpang tetap terjaga.
Ia pun membandingkan fasilitas publik lainnya yang masih menyediakan smoking area yang layak dengan sistem ventilasi modern manusiawi, sehingga penumpang perokok maupun non-perokok bisa tetap nyaman.
"Faktanya, di lapangan, masih ada yang merokok sembunyi-sembunyi di toilet atau sambungan gerbong, keluar stasiun, area publik dan itu lebih berbahaya. Dengan adanya ruang khusus, justru bisa lebih aman dan tertib," ucap dia.
Hasto Jabat Sekjen Lagi, Jokowi Cs Bisa Meredup Nih?
