Selasa,  03 December 2024

Challenge Untuk KAMI

JARI 98: Gatot Nurmantyo Berani Pimpin Revolusi Sosial, Kalau Tidak, Mundur Saja

RN/CR
JARI 98: Gatot Nurmantyo Berani Pimpin Revolusi Sosial, Kalau Tidak, Mundur Saja
Ketua Presidium JARI 98, Willy Prakarsa

RADAR NONSTOP - Jaringan Aktivis Reformasi Indonesia (JARI) 98 memberikan challenge untuk KAMI (Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia), khususnya kepada mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo.

Adalah Presidium Jaringan Aktivis Reformasi Indonesia (JARI) 98, Willy Prakarsa yang memberikan challenge alias tantangan tersebut.

“Kalau Gue gabung jadi ketua Presidiumnya geser Gatot diterima nggak? Gatot berani Pimpin Revolusi Sosial? Kalau tidak berani suruh dia mundur dan Gue yang pemimpin sebagai Ketua Presidiumnya,” ujar Ketua Presidium JARI 98, Willy Prakarsa, Sabtu (12/9/2020).

BERITA TERKAIT :
RK Tuding Warga Jakarta Lebih Ekspresif Ketimbang Jabar 
JARI 98 Akan Gunakan Energi Pilkada Tangsel 2020 Menangkan Paslon Nomor Urut 2 Ruhamaben-Shinta

Willy mengatakan, jangan bicara soal gerakan dan politik dengan mengatasnamakan rakyat. Sudah cukup lama Rakyat Indonesia menderita pasca Kemerdekaan 17 Agustus 1945.


Presidium KAMI Gatot Nurmantyo, tengah

"Gerakan itu harus riil, pertanyaan itu pernah saya tanyakan pertama kali pada tahun 2008, saat Jenderal TNI Purn Tyasno Sudarto adakan diskusi di Gedung Joang’45 (Gerakan Revolusi Nurani/GRN),” ungkap Willy.

“Banyak saksi - saksi peserta diskusi, diantaranya yang hadir Sri Bintang Pamungkas, Eggie Sudjana, Ridwan Said dan lain - lain. Bahkan saat itu Photo SBY-JK saya copot dan banting di acara diskusi tersebut,” imbuhnya.

Willy menuturkan, waktu itu diskusi Gerakan Revolusi Nurani (GRN) diadakan oleh Jenderal TNI Purn. Tyasno Sudarto di Gedung Joang’45 Menteng tahun 2008 dan Presidennya SBY. 

“Saat itu, harga - harga sembako melambung tinggi, biaya pendidikan yang menggila, Rumah Sakit mahal, Tarif Dasar Listrik mahal, lapangan kerja sulit dan lain - lain. Itulah yang jadi pemantik Revolusi Sosial dan itu adalah anatomi revolusi,” papar Willy.

Jadi, lanjut Willy, gerakan sosial apapun bentuknya, tapi kalau belum massa yang demonstrasi dan bakar diri di depan Istana Negara, itu artinya situasi Kamtibmas masih oke dan terkendali.

Berkaca dari maraknya gerakan - gerakan tersebut, Willy menyimpulkan KAMI juga tidak jauh berbeda, hanya bicara ditataran diskusi dan wacana tanpa realisasi konkrit di lapangan.

“Apalagi benar - benar ingin mewujudkan cita - cita Proklamasi Kemerdekaan RI 1945, jauh panggang dari api,” tandas Willy. 

Willy juga mengatakan, bahwa JARI 98 adalah pendukung militan Jokowi di Pilpres 2019. Tetapi kalau sudah bicara Kesejahteraan Rakyat, maka selembar nyawa siap dipertaruhkan untuk Rakyat dan NKRI.

“JARI 98 melihat Indonesia dipimpin Jokowi saat ini Oke dan aman - aman saja. Tidak etis di tengah situasi pandemi saat ini rakyat justru dimodolin dengan embel - embel gerakan,” pungkas Willy.