Jumat,  17 May 2024

Antisipasi Kenaikan Akhir Tahun, Pasar Jaya Siapkan Skema Pengendalian Harga

SN
Antisipasi Kenaikan Akhir Tahun, Pasar Jaya Siapkan Skema Pengendalian Harga
Ilustrasi (Foto: Net)

RADAR NONSTOP - Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Pasar Jaya memastikan pihaknya telah menyiapkan langkah antisipatif guna menghadapi lonjakan harga kebutuhan pangan setiap menjelang akhir tahun.

Manager Umum dan Humas Perumda Pasar Jaya, Gatra Vaganza mengatakan selain antisipasi lonjakan harga, pihaknya juga turut menyiapkan kebutuhan pangan tersebut yang Pasar Jaya sebar diseluruh gerai dibawah pengelolaan nya.

"Perumda Pasar Jaya seperti tahun-tahun sebelumnya sudah menyiapkan antisipasi juga sehingga tidak ada gejolak harga khususnya di pasar tradisional. Tak hanya itu

BERITA TERKAIT :
Bank DKI Gandeng Perumda Pasar Pakuan Jaya, Berikan Fasilitas Kredit Kepemilikan Tempat Usaha di Pasar Sukasari Bogor
Banteng Munculkan Nama Lama, Ahok-Djarot Emang Masih Laku?

penyiapan kebutuhan juga dilakukan di seluruh gerai pangan yang dikelola oleh Pasar Jaya," katanya dalam keterangan tertulis, Kamis (24/12/2020).

Kemudian, Gatra juga menyampaikan pihaknya telah membangun mesin CAS guna mengantisipasi kenaikan harga daging. Sehingga, menurutnya, sejumlah kebutuhan pokok sudah bisa dilakukan penyimpanan sejak jauh hari.

"Khusus untuk cold storage sendiri juga sudah disiapkan di sejumlah pasar.Sehingga kebutuhan pangan daging beku juga bisa distok dari awal. Perlu diketahui komoditi daging adalah salah satu komoditi yang cenderung mengalami lonjakan harga setiap hari besar keagamaan dan tahun baru," ucapnya.

Lebih lanjut, Pasar Jaya juga mengaku sudah mempunyai 4 Jakgrosir sebagai induk pusat distribusi pangan di Jakarta. Keberadaan 4 Jakgrosir itu pun didukung oleh gerai retail sebagai tempat penyaluran pangan tersebut. Selain ke empat Jakgrosir yang sudah ada, Pasar Jaya berencana menambah Jakgrosir di Jakarta Pusat dan Jakarta Selatan.

"Pasar Jaya saat ini sudah memiliki 4 Jakgrosir sebagai induk pusat distribusi pangan di Jakarta. Jakgrosir tersebut ada di Pasar Induk Kramat Jati, Kedoya, Walang Baru dan satu di Pulau Seribu. Keberadaan Jakgrosir didukung oleh gerai retail di bawahnya sebagai tempat penyaluran komoditi pangan tersebut. Rencananya menyusul pembangunan Jakgrosir di Jakarta Pusat dan Jakarta Selatan," tuturnya.

Gatra mengungkapkan, sebenarnya penjualan produk pangan ini sudah dimulai sejak awal pekan kedua bulan Desember, dan akan berakhir tanggal 31 Desember mendatang. Ia menyampaikan, pihaknya sudah menyiapkan harga promo bagi pelaku usaha yang tergabung dalam Jakpreneur.

"Waktu pelaksanaan penjualan produk pangan ini sendiri berlangsung sejak 8 Desember 2020 sampai dengan 31 Desember 2020. Harga promo juga sudah disiapkan untuk para pelaku usaha yang tegabung dalam Jakprenur," jelasnya.

Untuk dapat mendatangi lokasi pelaksanaan, Gatra menyampaikan tempat-tempat di beberapa lokasi Jakgrosir yang bisa diakses warga Jakarta serta pelaku usaha lainnya.

"Adapun Lokasi pelaksanaan adalah Jakgrosir Induk Kramat Jati, Jakgrosir Tidung Kecil, Jakgrosir Walang Baru, Jakgrosir Kedoya, Jakmart Asam Reges, Jakmart Fish Angke, Gerai Cupang, Jakmart Glodok, Gerai Kamal, Gerai Semanan, Jakmart Marhamas, Gerai Rawa Lele, Gerai Siduck, Jakmart Pramuka, Jakmart Rawa Bening, Jakmart Sunan Giri, Jakmart Duren Sawit, Gerai KGN, Gerai SPSI Cakung, Gerai FSPMI Cakung, Gerai Sri Gunting Walikota Jakarta Pusat, Jakmart Cikini, Jakmart Pasar Baru dan Jakmart Balaikota," ungkapnya.

"Lokasi berikutnya Jakmart Tanah Abang, Jakmart Jakarta Pusat, Jakmart Thamrin 10, Jakmart Alaydrus, Jakmart Inpari, Pasar Grogol, Pasar Pelita, Kelurahan Marunda, Pasar Tomang, Pasar Rawa Badak, Pasar Kramat Jati, Pasar Perumnas Klender, Pasar Cempaka Putih, Pasar Johar Baru, Pasar Mayestik, Kecamatan Jagakarsa, Kecamatan Pancoran, Pasar PSPT dan Kecamatan Pasar Minggu," sambungnya.

Sementara beberapa komoditi yang stoknya sudah disiapkan menjelang hari besar keagamaan nasional (HBKN) Natal 2020 dan tahun baru 2021 hingga Desember ini adalah sebagai berikut:

1. Beras (529.710 KG)

2. Gula (13.500 Kg)

3. Tepung (169.125 Kg)

4. Minyak (2 liter 169.125 item dan 1 liter 2.500 item)

5. Ayam (3.500 Kg), 

6. Sapi (2.500Kg)

7. Kerbau (1.255 Kg)

8. Bawang merah (26.000 Kg)

Untuk harga yang akan diterima masyarakat komoditi;

1. minyak goreng seharga 24.000 per dua liter

2. Tepung seharga 8.000 perkg

3. Bawang Merah seharga 35.000 perkgnya

4. Beras seharga 60.000 perlimakgnya

5. Daging cl85 seharga 80.000 perkgnya

6. Daging Kerbau 65.000 perkgnya

7. Daging ayam seharga 27.000 perekor

8. Gula 12.500 perkgnya.

Selanjutnya, Gatra menegaskan pihaknya telah bekerja sama dengan BUMD pangan yang lain serta Bank Indonesia sebagai ketua Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID). Hal itu dilakukan untuk membuat skema penanganan pangan agar harganya tetap terkendali.

"Setiap tahunnya Pasar Jaya bekerjasama dengan BUMD pangan lainnya dan juga Bank Indonesia sebagai ketua Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) melakukan skema penangganan pangan agar harga tidak melambung tinggi. Karena itulah sinergi secara keseluruhan diperlukan agar kondisi pangan Jakarta tetap terjaga harganya dan ketersediaan produknya cukup," pungkasnya.

Untuk diketahui, data dari BPS DKI Jakarta Selama Januari-Desember tahun 2019 inflasi di DKI Jakarta mencapai 3,23 persen, lebih rendah dari inflasi pada periode yang sama tahun sebelumnya yaitu sebesar 3,27 persen.

Selain itu dari pendataan yang dilakukan oleh Bappeda DKI sepanjang tahun 2020 adalah Laju inflasi DKI Jakarta dari Januari – September 2020 mencapai 1,05% dan pada bulan September 2020 terjadi inflasi sebesar 0,02% dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) semula 105,37 menjadi 105,39. Kondisi ini dikarenakan adanya kelompok pengeluaran yang mengalami peningkatan harga terbesar dan memberikan dampak inflasi di DKI Jakarta yaitu kelompok pendidikan dengan nilai inflasi sebesar 1,88%.