RN - Internal PKS dikabarkan lagi panas. Hal itu disebabkan dengan adanya isu pergantian posisi Ketua Komisi E DPRD DKI Jakarta.
Komisi E yang dikenal basah karena membawahi pendidikan dan kesehatan itu akan dilakukan kocok ulang. Nama mantan Ketua Komisi B DPRD DKI yang duduk di Komisi E, Abdul Aziz digadang menjadi calon kuat menggantikan Muhammad Thamrin.
Pergantian Thamrin ke Abdul Aziz sedang menunggu proses surat resmi dari DPP dan DPW PKS DKI Jakarta.
BERITA TERKAIT :Pramono Baru Sadar Kalau TransJakarta & MRT Kusut, Tap-In Sekali Tapi Duit Kesedot Dua Kali
Rencana adanya pergatian di pimpinan Komisi E, kabarnya tidak terlepas dari pergatian Ketua DPW PKS DKI, dari Khoirudin menjadi Suhud Alynudin sesuai keputusan DPP PKS tentang penetapan Dewan Pimpinan Tingkat Wilayah Se-Indonesia masa bakti 2025-2030.
Sementara, Sekretaris MPW DPW PKS, Abdul Aziz yang dimintai konfirmasinya tidak menolak dan mengiyakan bakal adanya pergantian Ketua Komisi E DPRD dari PKS.
Untuk diketahui, dengan perolehan kursi partai berbasis dawah di pileg 2024 lalu. Posisi Ketua Komisi yang berurusan dengan pendidikan, kesehatan dan olahraga itu dipimpin politisi PKS, Muhammad Thamrin.
Viral Tarian Perut
Nama Abdul Aziz sempat heboh. Saat itu dia mundur sebagai Ketua Komisi B DPRD DKI Jakarta pada tahun 2021.
Mundurnya Azis dikaitkan dengan viralnya tontonan tarian perut. Tapi Azis membantah dan dirinya mundur dan sudah lama mengajukan pengunduran diri ke internal PKS.
Aziz berdalih alasan mengundurkan diri karena dia ingin fokus pada menjalani studi S2 di Universitas Indonesia.
"Saya mengajukan secara lisan lewat struktur partai. Sudah dua bulan lalu, karena saya ingin fokus di studi saya," ujar Aziz kepada awak media saat itu.
Aziz membantah pengunduran dirinya ini berkaitan dengan pelaporannya ke Badan Kehormatan (BK) DPRD DKI. Ia menyatakan, pengunduran dirinya murni karena ingin fokus kepada studinya.
"Enggak ada hubungannya, permohonan pengunduran diri saya jauh sebelum itu," imbuhnya.
Menurutnya, menjalani studi dan menjabat sebagai Ketua Komisi B cukup berat. Apalagi ia juga menjabat sebagai Sekjen PKS DKI.
Namun begitu, pengunduran dirinya belum mendapat persetujuan dari PKS. Menurut dia, hal itu merupakan bagian mekanisme partai.