RADAR NONSTOP - Soal kursi Wagub DKI Partai Keadilan Sejahtera berubah jadi debb collector. Padahal, partai berlambang bulan sabit kembar itu dikenal selalu mengedepankan etika.
“PKS berubah jadi tukang tagih, tidak ada usaha selain mengancam. Kita (Partai Gerindra) sudah berusaha melakukan komunikasi, tapi dicuekin,” ungkap Ketua DPD Partai Gerindra DKI Jakarta, M Taufik, saat ngobrol santai bersama Radar Nonstop di kawasan Pondok Ranggon, Cipayung, Jakarta Timur.
Salah satu upaya dari Partai Gerindra, imbuh M Taufik, adalah mengajak musyawarah PKS agar persoalan kursi bekas Sandiaga Uno cepat selesai.
BERITA TERKAIT :Jelekin M2 Dan Pepen, Herkos Seperti Pepatah Buruk Rupa Cermin Dibelah?
Janda Kaya Harus Nikahi Pemuda Pengangguran Digarap Bawaslu, Suswono Mangkir?
Sayangnya, PKS tidak pernah menunjukkan niat baik, malahan terus menerus menebar ancaman. “PKS tidak ada komunikasi, yang ngajak komunikasi kita terus (Gerindra),” ungkap M Taufik.
M Taufik yang juga Wakil Ketua DPRD ini sangat menyayangkan sikap PKS tersebut. Mestinya, PKS harus lebih komunikatif dan proaktif jika memang menginginkan DKI 2.
“Katanya pengen, upayanya nggak ada selain ngancam,” sesal MT, panggilan akrab panglima perang Prabowo-Sandiaga Uno di Jakarta ini.
Diketahui, Partai Gerindra kembali mengundang PKS untuk membicarakan soal kursi bekas Sandiaga Uno pada tanggal 5 November 2018 mendatang di DPD Partai Gerindra.
“Undangannya sudah dikirimkan sejak Selasa (30/10/2018), hingga saat ini belum ada sinyal akan hadir. Ingat, Fraksi Gerindra di DPRD DKi itu ada 15 kursi,” tandas M Taufik.