Jumat,  29 March 2024

Ekonomi Pulau Jawa Remuk, Saatnya Cari Duit Tambahan 

NS/RN
Ekonomi Pulau Jawa Remuk, Saatnya Cari Duit Tambahan 
Ilustrasi duit.

RN - Jika Anda ingin bertahan diera pandemi saatnya mencari solusi. Sebab, tren kondisi ekonomi saat ini sedang anjlok.

Bahkan, isu resesi akibat Corona membayangi Indonesia. Beberapa usaha rumahan, memanfaatkan kemampuan di waktu luang dan bisnis kuliner menjadi solusi untuk bertahan.

Diketahui, realisasi pertumbuhan ekonomi berada di zona negatif yaitu minus 2,07% selama tahun 2020. Hal itu menyusul realisasi pertumbuhan ekonomi yang minus 2,19% di kuartal IV atau terkontraksi minus 0,42% dari kuartal III-2020.

BERITA TERKAIT :
DPRD DKI: Generasi Z Berkontribusi Besar Kendalikan Inflasi
Amerika Bakal Jadi Negera Termiskin Di Dunia, Ini Faktanya...

Dengan realisasi tersebut, perekonomian Indonesia masih mengalami resesi setelah sebelumnya di kuartal II terjadi kontraksi 5,32%, kuartal III minus 3,49%, dan kuartal IV minus 2,19%.

Resesi adalah kondisi di mana pertumbuhan ekonomi mengalami kontraksi secara dua kuartal berturut-turut. Indonesia sendiri resmi masuk jurang resesi pada kuartal III yang pertumbuhannya minus 3,49%.

Dengan realisasi pertumbuhan ekonomi yang minus 2,07% di tahun 2020 ini juga menjadi catatan terburuk sejak kejadian krisis moneter (krismon) pada tahun 1998 atau 22 tahun silam. Saat itu, krisis moneter menyebabkan ekonomi Indonesia mengalami kontraksi hingga 13,16% pada tahun 1998.

Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan, Pulau Jawa mengalami kontraksi minus 2,51%, Pulau Sumatera minus 1,19%, Pulau Kalimantan minus 2,27%, Pulau Bali dan Nusa Tenggara minus 5,01%. Sementara Pulau Sulawesi tumbuh 0,23%, dan Pulau Maluku dan Papua tumbuh 1,44%. 

BPS menyebut pertumbuhan ekonomi Indonesia masih terfokus di wilayah Jawa dan Sumatera pada tahun 2020. 

Hal ini menandakan bahwa dua wilayah ini masih menjadi kontribusi besar terhadap pembentukan produk domestik bruto (PDB).

Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, struktur ekonomi Indonesia secara spasial masih didominasi oleh Pulau Jawa dan Pulau Sumatera yang memiliki kontribusi terhadap PDB sekitar 80%.

"Dilihat secara spasial, struktur ekonomi tidak berubah, masih di dominasi Jawa dan Sumatera," kata Suhariyanto dalam video conference, Jumat (5/2/2021).

"Untuk Sulawesi Tengah perekonomiannya tumbuh 4,86% karena ada kenaikan produksi feronikel. Sementara untuk Papua masih tumbuh 1,44% karena ada dua provinsi yang tumbuh positif yaitu Maluku Utara sebesar 4,29% dan Papua 3,23%. Papua tumbuh positif karena ada kenaikan produksi tembaga," ungkap pria yang akrab disapa Kecuk ini.