Jumat,  22 November 2024

OPINI

Anton Medan, Dari Perampok Dan Bandar Judi Hingga Pendakwah 

NS/RN/NET
Anton Medan, Dari Perampok Dan Bandar Judi Hingga Pendakwah 
Anton Medan

RN - Wafatnya Ramdhan Effendi atau dikenal sebagai Anton Medan mengejutkan semua pihak. Anton Medan dikenal sebagai seorang pendakwah dan mualaf.

Dia dulunya adalah mantan perampok serta bandar judi. Kisah Anton Medan menjadi mualaf pun sempat mencuri perhatian publik.

Diketahui, Anton Medan lahir dengan nama Tan Hok Liang dan kemudian bernama Muhammad Ramdhan Efendi, lahir di Tebing Tinggi, Sumatra Utara, 10 Oktober 1957. Meninggal di Cibinong, Bogor, Jawa Barat, 15 Maret 2021 pada umur 63 tahun.

BERITA TERKAIT :
Istri Preman Pensiun Setia Menemani 'Kang Mus' Saat Terpuruk
Hilangkan Setres, Kang Mus Preman Pensiun Sedot Ganja Di Atas Pohon 

Anton merupakan mantan perampok dan bandar judi yang bertobat. Ia menjadi Ketua Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) sejak 2012. Ia memeluk agama Islam sejak 1992. 

Dia juga mendirikan rumah ibadah yang diberi nama Masjid Jami Tan Hok Liang. Masjid itu terletak di areal Pondok Pesantren At-Ta'ibin, Pondok Rajeg, Cibinong, Kabupaten Bogor.

Anton Medan dimakamkan di pemakaman samping Masjid Jami Tan Hok Liong, di Kampung Bulak Rata, Kelurahan Pondok Rajeg, Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor, Selasa (16/3/2021). Lokasi pemakanan sudah disiapkan almarhum sejak jauh-jauh hari.

Jenazah Anton Medan ditandu keluarga menuju masjid dekat rumahnya itu untuk disholatkan sekira pukul 09.30 WIB. Setelah itu, jenazah dimakamkan tepat di samping masjid.

Menantu Anton Medan, Syamsul Bahri mengatakan, almarhum sudah menyiapkan tempat untuk pemakamannya sendiri sejak 15 tahun lalu.

"Iya kita keluarga memilih dimakamkan di sini karena memang permintaan beliau, karena makam ini sudah disiapkan oleh beliau 15 tahun yang lalu," kata Syamsul, kepada wartawan usai prosesi pemakaman.

Semasa hidupnya, almarhum sering menyampaikan bahwa nasihat paling baik adalah kematian. Itulah yang membuat Anton Medan juga mempersiapkan tempat pemakaman untuk dirinya sendiri.

"Selalu beliau sampaikan kepada kami anak-anaknya bahwa, sebaik-baiknya nasihat adalah kematian seperti itu yang beliau sampaikan bahwa semua akan ada akhirnya makanya kita harus berubah," jelasnya.

Lebih lanjut, Syamsul bercerita almarhum sering menyampaikan bahwa makam itu sebagai pengingat, bahwa dunia ini fana dan yang abadi adalah akhirat.

"Pesan yang beliau sampaikan juga adalah selalu berbagi. Dia menyampaikan semua bisa berubah, yaitu kita harus berubah ke arah kebaikan walaupun kita punya masa lalu yang kurang baik, tetapi dengan sikap yanng ulet kita bisa berubah kea rah yang lebih baik dan berguna untuk orang banyak," tutup Syamsul.