Kamis,  28 March 2024

Pesan Jokowi Untuk Risma Soal Banjir Longsor Di NTT 

NS/RN/NET
Pesan Jokowi Untuk Risma Soal Banjir Longsor Di NTT 
Banjir di NTT.

RN - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta agar proses evakuasi korban banjir bandang di Nusa Tenggara Timur (NTT) dipercepat. Apakah pesan ini untuk Menteri Sosial (Mensos) Menteri Sosial Tri Rismaharini alias Risma?

Diketahui, bencana biasanya ditangani oleh Mensos. Sedangkan kerusakan infrastruktur dibenahi oleh Kementerian PUPR.

Jokowi juga memerintahkan agar alat berat dikerahkan ke lokasi untuk mempermudah akses ke lokasi bencana.

BERITA TERKAIT :
Banjir Jakarta Disengaja? BPPD DKI: Sejak Zaman Belanda Juga Banjir
Banjir Jakarta, 47 Warga Ngungsi 4 RT Terendam Puluhan Jalan Tergenang

"Selama satu pekan terakhir cuaca ekstrem akibat siklon tropis seroja telah dirasakan di berbagai wilayah di Indonesia, khususnya di Provinsi NTT dan NTB yang mengalami dampak paling besar. Untuk itu, ada beberapa hal yang ingin saya tekankan, yang pertama percepatan proses evakuasi pencarian dan penyelamatan korban yang belum ditemukan," kata Jokowi saat membuka rapat terbatas yang disiarkan di akun YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (6/4/2021).

Jokowi juga meminta petugas di lapangan ditambah. Hal itu supaya petugas dapat menjangkau daerah terdampak bencana secara lebih luas.

"Saya minta Kepala BNPB, Kepala Basarnas dibantu dengan Panglima TNI dan Kapolri dengan seluruh jajarannya mengerahkan tambahan personel SAR, sehingga dapat menjangkau lebih banyak wilayah terdampak, termasuk wilayah terisolir dan berbagai gugus pulau di NTT Pulau Alor, Pulau Padar dan pulau-pulau lainnya untuk melancarkan proses evakuasi pencarian dan penyelamatan korban," tutur dia.

Lebih lanjut, Jokowi juga meminta Kementerian PUPR menerjunkan alat berat untuk membuka akses jalan sehingga daerah terdampak bencana bisa diakses dengan baik.

"Saya minta kepada juga menteri PUPR untuk mengerahkan alat-alat berat dari berbagai tempat dan jika jalur darat masih sulit ditempuh, saya juga minta dipercepat pembukaan akses melalui laut maupun udara," kata dia.

Sementara Risma memastikan seluruh korban meninggal dunia pasca bencana banjir bandang akibat badai siklon tropis Seroja di sejumlah daerah di NTT Rp 15 juta.

"Pemerintah akan memberi santunan masing-masing sebesar Rp 15 juta, jadi ini datanya masih bergerak karena masih ada yang belum ditemukan," kata Risma dalam jumpa pers virtual, Senin (5/4/2021).

Sedangkan terhadap korban luka akan diberi santunan masing-masing Rp 5 juta dan pengobatan. "Kemudian korban luka itu terdata ada 27 orang dan kami akan beri santunan masing-masing Rp 5 juta," ucapnya.

Risma menyebut pihaknya juga akan mendata kerusakan rumah untuk menentukan mana rumah yang memerlukan bantuan mana yang tidak.

Kemensos akan terus berkoordinasi dengan Dinas Sosial dan Tim Tanggap Bencana di NTT untuk penyaluran bantuannya.

"Besok kami kirim makanan tenda dan kasur selimut pakaian ke Sumba Timur. Diperkirakan bantuan kami yang malam ini gerak dari Maumere ke Adonara kemudian kami juga berikan bantuan ini kita siapkan ke Ende," tutur Risma.

Per 5 April 2021, Kemensos telah menggelontorkan dana sebesar Rp 2.619.056.695 untuk bantuan dan santunan korban bencana di NTT.

Santunan telah disalurkan kepada ahli waris dari 76 jiwa sebesar Rp 1.140.000.000, dan santunan korban luka berat sebanyak 27 orang sebesar Rp 135.000.000.

Kemudian ada bantuan 190 paket makanan anak, 191 paket makanan, 433 paket kebutuhan anak, 430 paket peralatan dapur keluarga, 750 unit matras, 30 unit tenda gulung, 315 unit kasur, 90 lembar selimut.

Lalu 4.000 kaus dewasa, 4.000 baju anak, 2.000 sarung, 500 selimut, 3.000 air mineral, 4.000 pampers, 166 kasur, 500 liter minyak goreng, 300 kg telur, dan 1.181 biskuit gabin.

Diketahui, badai siklon tropis Seroja telah menerjang 10 kabupaten dan 1 kota di NTT, antara lain; Kota Kupang, Kabupaten Flores Timur (banjir bandang), Kabupaten Malaka Tengah, Kabupaten Lembata, Kabupaten Ngada, Kabupaten Alor, Kabupaten Sumba Timur, Kabupaten Rote Ndao, Kabupaten Sabu Raijua, Kabupaten Timor Tengah Selatan, dan Kabupaten Ende.

Hingga Senin (5/4/2021) pukul 19.00 WIB tercatat sudah ada 84 jiwa dinyatakan meninggal dunia, 71 orang masih hilang, 15 luka-luka, 938 kepala keluarga atau 2.655 jiwa yang terdampak banjir.