Jumat,  29 March 2024

Kritisi Tugu Sepeda, Fraksi PDIP Dinilai Tak Paham Hidup Sehat

DIS/RN
Kritisi Tugu Sepeda, Fraksi PDIP Dinilai Tak Paham Hidup Sehat

RN – Anggota DPRD DKI dari Fraksi PDIP Perjuangan Gilbert Simanjuntak mengkritisi pembangunan dari tugu sepeda di Kawasan Sudirman, Jakarta Pusat. Ia pun dinilai tidak paham untuk hidup sehat di tengah Pandemi.

Ya, Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengatakjan, pembangunan tugu sepeda di Sudirman untuk mendorong masyarakat hidup sehat di tengah Pandemi Covid-19.

"Ya justru karena di masa pandemi ini kita ingin mendorong masyarakat hidup sehat, hidup bersih, lingkungan yang bersih, udara yang bersih dengan cara menggunakan sepeda," ujar Ariza kepada wartawan di Grand Cempaka Hotel, Jakarta Pusat, Minggu (11/4/2021).

BERITA TERKAIT :

Tak hanya itu, Ariza menilai pembangunan tugu sepeda tersebut untuk mendorong masyarakat  sepeda sebagai alat transportasi sehari-hari. "Kita ingin sepeda ini tidak hanya digunakan alat rekreasi, olahraga tapi juga alat transportasi," kata politikus Gerindra tersebut.

Lebih lanjut, Riza memastikan keberadaan tugu sepeda tersebut tidak akan mengundang adanya kerumunan. Dia menyebut sudah lokasi yang dipilih sudah diperhitungkan sehingga nantinya bisa menjadi ikon baru DKI Jakarta.

"Sudah kita perhitungkan dengan para konsultan, para ahli (lokasi) tempat yang terbaik tidak mengganggu justru akan menjadi ikon baru di Jakarta dan komitmen kita pada pengguna sepeda dan masyarakat," ucap Riza.

Kemudian Riza juga menjelaskan terkait biaya mencapai Rp 800 juta untuk membangun tugu sepeda tersebut. Dia memastikan tidak ada APBN atau APBD yang digunakan untuk membangun tugu tersebut.

"Tugu sepeda ini sekali lagi tidak dibiayai oleh APBN atau APBD tapi oleh swasta pihak ketiga. Jadi bukan dari kami," ujar Riza.

Sebelumnya, Anggota DPRD DKI dari Fraksi PDIP Jakarta Gilbert Simanjuntak mempertanyakan makna dari tugu sepeda di kawasan Jalan Jendral Sudirman, Jakarta Pusat, yang saat ini dalam tahap pembangunan.

’’Tugu itu dibangun untuk menghormati seseorang atau sesuatu yang legendaris, dengan pengorbanan atau patriotiknya. Apa yg legendaris dari sepeda? sampai dibangunkan tugu di jalan protokol,’’ kata Gilbert dalam pesan singkatnya di Jakarta, Jumat (9/4), seperti dikutip dari Antara.

Ia menilai, tugu sepeda senilai Rp800 juta itu, tak punya manfaat buat masyarakat Jakarta dan tidak menunjukkan kebijakan yang memikirkan skala prioritas.

Anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta itu juga meminta Anies untuk membuat kebijakan yang jauh lebih berguna dan pro rakyat sebagaimana yang dilakukan pendahulunya.

“Ketimbang membuat sesuatu yang kecil manfaatnya, lebih baik fokus pada berbagai permasalahan pelik lainnya di Jakarta saat ini seperti masalah penanganan banjir atau penuntasan Covid-19,’’ kata Gilbert.

“Kalau mau buat legacy, adalah dengan kebijakan yang pro rakyat seperti yang dilakukan para gubernur sebelumnya,” tambahnya.