RN - Pengurus DKM Luar Batang, Daeng Mansur Amin mengatakan dirinya sudah pernah mengadukan persoalan gangguan air yang dikelola PALYJA kepada Gubernur DKI Anies Baswedan saat melakukan kunjungan ke mesjid Luar Batang.
Namun, dirinya mengaku awalnya optimis ada perbaikan setelah disampaikan langsung kepada Gubernur. Nyatanya, ucap Mansur semakin hari, gangguan air semakin parah.
"Ini bukan persoalan dua hari, ini persoalan udah bertahun-tahun, bahkan waktu Pak Anies datang saya kan ngomong, Indonesia merdeka udah lama kan saya bilang, tapi kalau dalam masalah air, kita rasanya belum merdeka saya bilang," ujar Mansur kepada wartawan di Jakarta, Sabtu (8/5/2021).
BERITA TERKAIT :Suplai Air Bersih Untuk 90 Ribu Jiwa, Sekda DKI Marullah Resmikan Proyek IPA Ciliwung Pejaten Timur
Heboh Tarif Pam Jaya Dari 100 Ribu Bengkak Jadi 700 Ribu, Emak-Emak Di Jakbar Galau
"Saya sampaikan ke beliau tentang masalah air ini tentang keluhan warga, perkiraan saya dengan laporan ke Pak Anies air jadi lebih bagus ya, ternyata habis laporan malah tambah parah, jadi saya bingung laporan sama siapa lagi kalau kaya gini," tambahnya.
Menurut Mansur, gangguan air tersebut berdampak besar bagi kebutuhan mesjid. Namun, mesjid terbantu lantaran memiliki stok air hasil dari penyimpanan di beberap toren yang disediakan pihaknya.
Bahkan, tidak hanya di mesjid, Mansur juga menyebutkan toren air itu disimpan juga di pemakaman. Namun, belum juga mencukupi. Sehingga, ia mengatakan, kebutuhan air mesti di oplos menggunakan air sumur.
"Termasuk untuk mesjid, karena mesjid dengan warga itu satu jalur. Warga terdampak banyak banget untuk memenuhi kebutuhan selama tersendat, kita kan ada simpanan air, karena sudah bertahun-tahun ngalamin hal kaya gini, akhirnya kita punya banyak stok air. Kita ada banyak toren segala macam apa di pemakaman juga ada toren segala macam, itu engga cukup, tadi aja kita oplos sama air sumur," pungkasnya.