Kamis,  28 March 2024

Refleksi 100 Hari Kerja, Tunas Negarawan: Sigit Berhasil Ciptakan Perubahan Besar Ditubuh Polri

SN/DIS/RN
Refleksi 100 Hari Kerja, Tunas Negarawan: Sigit Berhasil Ciptakan Perubahan Besar Ditubuh Polri

RN - Direktur Yayasan Tunas Negarawan, Moch Haris Romdoni, mengapresiasi langkah-langakah perubahan yang dilakukan Kepala Polisi Republik Indonesua (Kapolri) Jenderal Listyo Sigit Prabowo saat ini.

Hal itu disampaikan Haris bertepatan dengan 100 hari kerja Sigit selama menjabat sebagai Kapolri. Menurutnya, sejak awal menjabat Kapolri, Sigit langsung melakukan gebrakan dengan visi Polri Presisi yang pihaknya bangun.

"Pembaharuan 100 hari kerja yang telah ditorehkan oleh Kapolri beserta jajarannya, menjawab keraguan masyarakat kepada Pak Sigit. Salah satunya, dengan visi besar Polri Presisi (Prediktif - Responsibilitas - Transparansi Berkeadilan) yang Kapolri ciptakan," ujar Haris di Kantor Yayasan Tunas Negarawan, Perumahan Reza Alam F4, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Senin (10/5/2021).

BERITA TERKAIT :
Ada Kesan Polri Tidak Netral, Nama Jokowi & PSI Keseret-Seret
Kaum Kusut Nyinyirin Pidato Kapolri ‘Estafet Kepemimpinan’ Nih Kata Pakar Intelijen dan Pertahanan

Haris menuturkan, banyak hal yang dilakukan Kapolri sejak dirinya dilantik saat itu. Misalnya, beberapa program yang Sigit besut hingga sesuai dengan kebutuhan situasi dan kondisi hari ini.

"Pertama, yang mana sedang mengalami pandemi, tentu semangat meminimalisasi kerumunan massa begitu sangat disemarakkan, Kapolri beserta jajarannya mampu menjawabnya dengan perwujudan beberapa pelayanan dalam tubuh kepolisian yang bermetamorfosis menjadi digitalisasi," katanya.

"Seperti ETLE (Electronic Traffic Law Enforcement), Aplikasi Dumas (Pengaduan Masyarakat) Presisi (Prediktif, Responsibilitas, Transparansi Berkeadilan), SP2HP (Surat Pemberitahuan Perkembangan Hasil Penyelidikan), e-PPNS (Penyidik Pegawai Negeri Sipil), SIM Nasional Presisi (Sinar) merupakan perpanjangan SIM, yang semua itu hanya cukup dengan (daring) berbasis online,"lanjutnya.

Lebih lanjut Haris menyebutkan, kehadiran Virtual Police yang diciptakan Sigit mampu mengontrol lalu lintas komunikasi pada media sosial. Ia mengatakan, masyarakat yang bermedia sosial pun merasa aman dan terlindungi. Padahal, medsos termasuk kategori ruang rentan konflik.

"Kedua, geliat masyarakat aktif dalam ruang media sosial begitu sangat kuat, dalam survey diungkapkan ada 61.8 persen atau 170 juta pengguna media sosial di Indonesia, yang mana media sosial sarat akan kebebasan ujaran, implikasinya rentan akan konflik horizontal dalam kehidupan sosial yang nyata.

"Menyikapi hal itu, Kapolri beserta jajarannya mampu menghadirkan program Virtual Police. Pembaharuan penegakan hukum yang proporsional serta mediasi yang humanis dalam menginterpretasikan UU ITE," sambungnya. Tuturnya.

Haris juga mengatakan, tidak heran ketika lembaga survey mengungkapkan 84.2% kepuasan masyarakat terhadap tubuh kepolisian, lantaran beberapa program tersebut, kata Haris, menjadi bukti nyata indikator keberhasilan pembaharuan 100 hari kerja Kapolri beserta jajarannya.

Mantan Ketua Umum PW Hima Persis Jawa Barat ini pun berharap Kapolri serta jajaran mampu mewujudkan Polri Presisi secara holistik, humanis dan berkeadilan.

"Semoga ke depan Kapolri beserta jajarannya, mampu mewujudkan visi PRESISI secara holistik, humanis dan berkeadilan. Sehingga Polisi mengayomi, melindungi, dan melayani masyarakat, betul-betul nyata dirasakan masyarakat," pungkasnya.