RN - Corona memang membuat banyak orang putus asa. Daripada tidak bisa makan maka apapun kerjanya asal menghasilkan duit pasti dilakukan.
Di Tangerang Raya yakni Kota Tangerang, Kabupaten Tangerang dan Kota Tangerang Selatan banyak bocah ABG yang membuka layanan esek-esek. Mereka siap melayani pria hidung belang di hotel.
Para ABG itu membuka jasa open booking order (BO). Sebut saja Mawar dan Bunga. Keduanya kepergok petugas Satpol PP saat melayani tamunya di kamar hotel.
BERITA TERKAIT :Pacaran Tapi ML, Setelah Hamil Bayinya Dibuang Di Pondok Aren Tangsel
Bentuk Korps Pemberantasan Korupsi Di Polri, Manuver Jokowi Jelang Lengser?
Kabid Gakumda Satpol PP Kota Tangerang Iwan Syarifudin mengatakan bahwa keduanya disinyalir merupakan pekerja prostitusi daring. Saat ini keduanya sudah dibawa ke Dinas Sosial Kota Tangerang untuk dilakukan pembinaan.
“Atensi dari pimpinan yakni Kasatpol PP, kami amankan dua orang terduga pelaku open BO yang diduga menyewa kamar untuk digunakan sebagai sarana prostitusi. Kita melakukan pembinaan dengan mengirim mereka ke dinas sosial,” ujarnya, Sabtu (12/6/2021).
Satpol PP Kota Tangerang juga menyegel hotel yang digunakan ke dua kupu-kupu malam tersebut untuk melayani tamu jasa open booking. Pihak hotel dianggap menyediakan sarana prostitusi dan melanggar aturan.
“Kita telah segel, ada dua kamar yang terbukti digunakan sebagai sarana prostitusi,” pungkasnya.
Sementara itu, salah satu pelaku prostitusi Mawar (bukan nama sebenarnya) masih berusia 18 tahun dan mengakui bahwa dia terpaksa melakukan pekerjaan tersebut karena untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Kepada petugas, dia mengaku bahwa setelah lulus dari SMA belum mendapatkan pekerjaan. “Saya gimana mau cari kerja, (tapi ) ijazah saja belum ada kan baru lulus sekolah tahun ini. Tolong pak jangan telepon ibu saya, dia bakalan marah kalau tahu saya kerja kayak gini,” ucap Caca kepada petugas.
Lain lagi dengan N (17), saat diminta untuk menelepon orangtuanya dia justru terlihat satai lantaran orangtuanya sudah mengetahui pekerjaannya itu. Dia terpaksa menjadi pekerja prostitusi karena menjadi tulang punggung keluarga.
“Mamah sudah cerai. Saya menggantikan posisi bapak buat nutup kebutuhan sehari-hari, kayak makan, bayar listrik, sama yang lain,” kata Novi.
Ia mengaku bahwa penghasilannya selama ini hampir seluruhnya dikirimkan untuk kebutuhan sehari-hari di rumahnya. Sementara dia hanya mengambil secukupnya untuk kebutuhan sehari-hari.
“Cuma ambil buat jajan sama makan aja, sisanya dikirim semua,” kata dia.