Minggu,  24 November 2024

Ternyata! Ada Hari Janda Internasional  Setiap Tanggal 23 Juni

DIS/RN
Ternyata! Ada Hari Janda Internasional  Setiap Tanggal 23 Juni

RN – Tak banyak yang mengetahui, ternyata ada peringati Hari Janda Sedunia. Ya, Hari Janda Internasional diperingati setiap tahun pada 23 Juni. Perayaan ini diramaikan di seluruh dunia sejak 2011 dengan tujuan menarik perhatian suara para janda, menyoroti masalah yang dihadapi janda, dan menggalang dukungan untuk mereka.

"Hari Janda Internasional adalah hari aksi yang diakui Pusat Bangsa-Bangsa (PBB) untuk mengatasi kemiskinan dan ketidakadilan yang dihadapi oleh jutaan janda dan tanggungan mereka di banyak negara," kata laporan Times Now News, Rabu (26/6/2021).

Sejarah lahirnya Hari Janda Internasional  didirikan oleh The Loomba Foundation untuk meningkatkan kesadaran tentang masalah janda. Tanggal 23 Juni dipilih karena pada hari itu di tahun 1954, Shrimati Pushpa Wati Loomba, ibu dari Lord Loomba, menjadi janda.

BERITA TERKAIT :
Bos KIM Plus Kompak Absen Di Kampanye RIDO, Ogah Keseret Viral Janda Kaya
RK Sindir Janda, Susi Pudjiastuti: Saya Happy-Happy Saja  

Hari Janda Internasional pertama dirayakan pada 2005 dan diluncurkan oleh Lord Loomba dan Cherie Blair, presiden yayasan tersebut. Hari itu secara resmi diadopsi sebagai Hari Janda Internasional oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Setelah Hari Janda Internasional keenam, acara diadakan di negara lain seperti Sri Lanka, Amerika Serikat, Inggris, Nepal, Suriah, Kenya, India, dan Bangladesh.

Hari Janda Internasional diharapkan dapat memberikan kesempatan para janda beraksi, guna mencapai hak dan pengakuan penuh mereka di sosial, demikian disebutkan Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Perayaan ini juga berbicara tentang memberikan para janda informasi tentang akses yang adil dalam urusan warisan, tanah, dan sumber daya produktif mereka, pensiun dan perlindungan sosial yang tidak didasarkan pada status perkawinan saja, dan pekerjaan yang layak dan upah yang sama.

"Memberdayakan para janda untuk menghidupi diri mereka sendiri dan keluarga mereka juga berarti mengatasi stigma sosial yang menciptakan pengucilan dan praktik diskriminatif atau berbahaya pada kelompok janda," sebut laman tersebut.

Sedikit informasi, diketahui bahwa ada 258 juta janda di seluruh dunia dan hampir satu dari sepuluh hidup dalam kemiskinan ekstrem. Di wilayah timur Republik Demokratik Kongo, misalnya, dilaporkan sekitar 50 persen perempuan adalah janda.