Jumat,  19 April 2024

Jokowi Haikul Yakin Ekonomi Tumbuh 7 Persen, Yang Kena PHK Gimana Nih Pak Presiden?

NS/RN/NET
Jokowi Haikul Yakin Ekonomi Tumbuh 7 Persen, Yang Kena PHK Gimana Nih Pak Presiden?
Jokowi (kiri) membuka Munas Kadin.

RN - Corona memang membuat ekonomi nasional morat-marit. Tapi, Presiden Joko Widodo masih pede ekonomi Indonesia tumbuh positif di kuartal II tahun ini.

Jokowi optimis ekonomi Indonesia di kuartal II akan berada di angka positif 7%. Lebih baik dari kuartal I yang masih minus 0,74%.

Data perdagangan Indonesia kata Jokowi, juga mulai menunjukkan pertumbuhan, misalnya ekspor yang tumbuh hingga 58%, impor bahan baku tumbuh 79%, impor barang modal tumbuh 35%, hingga penggunaan listrik industri pun tumbuh 28%.

BERITA TERKAIT :
Korupsi Covid-19 Di Kemenkes, KPK Jangan Ragu Borgol Para Pemain APD?
APD Covid-19 Dikorupsi, Anggota DPR Ihsan Yunus Pakai Masker Ke KPK?

"Optimisme pertumbuhan ekonomi sudah mulai terlihat, hanya saja tidak akan maksimal kinerjanya karena COVID-19 masih meradang," ungkap Jokowi saat memberikan sambutan pada pembukaan Munas Kadin VIII, Rabu (30/6/20210).

Dia pun memaparkan beberapa indikator pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini, yang dinilai Jokowi dipenuhi optimisme.

Misalnya saja purchasing manager index manufaktur yang sudah mencapai 55,3% di bulan Mei. Jumlahnya melonjak jauh, bahkan dari sebelum pandemi yang menurutnya berada di angka 51%.

"Angka ini yang tiap pagi masuk ke saya, saya nggak pernah sarapan, tapi sarapannya angka-angka ini," ungkap Jokowi.

Lebih lanjut dari sisi permintaan, indeks kepercayaan konsumen pun sudah menyentuh angka 104,4 poin. Lalu indeks mobilitas masyarakat melonjak menjadi 5,2 poin. Indeks penjualan ritel juga tumbuh 12,9%. Konsumsi juga naik, penjualan kendaraan niaga misalnya tumbuh hingga 783% dan konsumsi semen tumbuh 19,2%.

Meski begitu, dalam jangka pendek, Jokowi optimis ekonomi Indonesia di kuartal II akan berada di angka positif 7%. Lebih baik dari kuartal I yang masih minus 0,74%.

"Oleh sebab itu sekali lagi kita semua optimis di kuartal kedua dari sebelumnya kuartal satu minus 0,74%. Kita optimis kuartal kedua tumbuh insyaallah kurang lebih 7%," papar Jokowi.

Jokowi merasa sedih saat dirinya melakukan pengecekan bed occupancy ratio (BOR) alias keterisian RS Darurat Wisma Atlet Jakarta. Jokowi mengatakan tingkat keterisian rumah sakit secara nasional sudah cukup tinggi.

Patokan Wisma Atlet 

Menurutnya, untuk menilai penuh atau tidaknya rumah sakit dia kan berpatokan pada RS Darurat Wisma Atlet. Dia mengatakan setiap jam 10 atau jam 12 malam dirinya selalu rutin meminta laporan BOR Wisma Atlet.

Hingga suatu hari di bulan September 2020 yang lalu Wisma Atlet nyaris penuh, dengan keterisian mencapai 92%. Pada saat itu Jokowi mengaku langsung gemetar dan grogi mendengar laporan tersebut.

"Saya yang jadi patokan itu Wisma Atlet, tiap jam 10 atau jam 12 malam saya telepon Dokter Tugas atau Kolonel Arifin mengenai keterisian Wisma Atlet. Pernah September itu 92%, saya betul-betul gemetar dan grogi saat itu," kata Jokowi.

Jokowi membeberkan sejak saat itu BOR Wisma Atlet perlahan turun hingga menyentuh angka 15% di sekitar bulan Mei 2021. "Begitu ada liburan hari ini, naik lagi 90%, saya omong apa adanya," ungkapnya.

Sementara itu, secara nasional, di bulan Januari BOR mencapai 66%, lalu turun mencapai 28% di bulan Mei. Namun, tak butuh waktu lama kini meroket lagi keterisian rumah sakit secara nasional mencapai 72%.

Jokowi juga menyoroti kasus aktif COVID-19 di Indonesia, menurutnya kasus pernah turun secara signifikan sejak Januari hingga Mei 2021. Di bulan Januari akhir kasus COVID-19 mencapai 176 ribu, lalu turun terus hingga mencapai 87 ribu di bulan Mei.

Namun, begitu ada libur lebaran plus masuknya varian baru Corona, kasus aktif di Indonesia menanjak lagi. Hingga kini mencapai 228 ribu kasus aktif.

"Begitu ada liburan, lebaran kemarin, plus masuknya varian baru, hari ini kita naik melompat dua kali lipat lebih. Jadi 228 ribu. Ini lah saya sampaikan kita harus hati-hati, waspada, dan tidak lengah," papar Jokowi.