Jumat,  26 April 2024

Terus Pecah Rekor, WHO Khawatir Dengan Tren Corona Di Indonesia 

NS/RN/NET
Terus Pecah Rekor, WHO Khawatir Dengan Tren Corona Di Indonesia 
Ilustrasi

RN - Lonjakan kasus COVID-19 di Indonesia mengkhawatirkan. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut, kalau lonjakan tersebut harus diwaspadai.

Diketahui, selama beberapa hari terakhir kasus harian COVID-19 di Indonesia bahkan menduduki peringkat teratas di dunia. Pada hari Selasa (6/7/2021), kasus baru COVID-19 di Indonesia masih mencetak rekor tertinggi mencapai 31.189. Kematian juga meningkat jadi 728 jiwa dalam sehari.

Ahli penyakit infeksi WHO, Maria Van Kerkhove, mengatakan secara global ada lebih dari 20 negara yang saat ini mengalami lonjakan kasus COVID-19. Maria menyayangkan perkembangan ini karena sekarang sudah ada vaksin dan cara yang diketahui efektif mencegah penularan.

BERITA TERKAIT :
Korupsi Covid-19 Di Kemenkes, KPK Jangan Ragu Borgol Para Pemain APD?
APD Covid-19 Dikorupsi, Anggota DPR Ihsan Yunus Pakai Masker Ke KPK?

"Kita seharusnya tidak berada dalam posisi ini setelah 18 bulan menghadapi pandemi... Di banyak negara kami melihat tren yang sangat mengkhawatirkan," lanjut Maria seperti dikutip dari akun Twitter resmi WHO pada Selasa (6/7/2021).

Direktur Eksekutif Program Darurat WHO, Mike Ryan, secara khusus menyebut Indonesia sebagai salah satu negara yang menghadapi peningkatan tajam kasus COVID-19.

Ryan mengingatkan agar orang-orang jangan beranggapan pandemi sudah selesai hanya karena melihat negara lain mulai melonggarkan pembatasan. Faktor meningkatnya interaksi sosial, pelonggaran pembatasan, dan hadirnya varian baru menjadi 'resep' pasti lonjakan COVID-19 yang bisa membuat sistem kesehatan kewalahan.

"Ini hal yang terjadi di Indonesia, Bangladesh, Thailand, dan Myanmar. Negara-negara ini mengalami peningkatan kasus yang sangat besar," kata Mike dalam kesempatan yang sama.

"Saya mengerti kenapa banyak orang yang ingin berpikir semua ini sudah berakhir. Tapi bagi banyak negara di dunia, sayangnya, wabah ini baru dimulai. Anda bisa melihat rumah sakit di banyak negara di bawah tekanan kasus yang begitu cepat," ungkapnya.