RN - Sejumlah pengemudi ojek online mendatangi Polda Metro Jaya. Kehadiran mereka mempertegas tidak ikut aksi demo tolak PPKM. Terkait hal ini, Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran mengatakan, kehadiran mereka adalah bentuk komunikasi dua arah guna mendengarkan aspirasi para pengemudi di tengah pandemi.
BERITA TERKAIT :Pernah Narik Ojol, Ini Tips Wamenaker Agar Driver Dapat Sewa Berlimpah
Gelar Tasyakuran Di Dapil II Jakarta Utara Bareng Akar Rumput Demokrat, Bunda Neneng Mulai Gaspoll Menangkan Pasangan RK-Suswono
"Baru saja melakukan silaturahmi dengan saudara pengemudi ojek online, saya apresiasi atas sikap yang lahir dari diri sendiri untuk tidak hadir dan mengikuti setiap kegiatan yang sifatnya menimbulkan kerumunan, termasuk ajakan untuk membuat aksi yang menimbulkan kerumunan," kata Fadil di Mapolda Metro Jaya, Jumat (23/7).
Fadil mengatakan, awalnya mereka hendak berpartisipasi dengan rencana aksi demonstrasi pengemudi online penolak perpanjangan PPKM Darurat. Namun atas kesadaran pribadi, hal itu diurungkan dan memilih berdialog sesuai protokol kesehatan.
"Situasi pandemi ini sudah sangat sulit jangan lagi dipersulit dengan hal yang dapat menambah beban,” ujar dia.
Mendengar hal itu, perwakilan kelompok ojek online bernama Hasanah menyampaikan rasa terima kasih dan mengimbau kepada rekan sesama pengemudi untuk tidak mudah terprovokasi ajakan yang melanggar protokol kesehatan.
"Saya ingin menyampaikan kepada para driver Ojol lain senusantara jangan mudah ikut terprovokasi atas info-info yang tidak dapat dipertanggungjawabkan secara baik," kata dia.
Dia menambahkan rekan lainnya, Allen menyatakan adanya ajakan turun ke jalan 24 Juli 2021 yang memprovokasi kelompok pengemudi ojol bisa dipastikan hoaks.
"Aksi yang akan turun ke jalan tanggal 24. Kami menyatakan itu hoaks dan tidak ada. Dan sekali lagi yang menyebarkan isu tersebut kami minta buat Pak Kapolda diproses hukum," Allen menandasi.
Sebelumnya, beredar seruan aksi turun ke jalan termuat di akun instagram @blokpolitikbelajar. Aksi diklaim akan dimulai Sabtu (24/7) selama beberapan hari di beberapa kota seperti Jakarta, Tangerang, Bekasi, Bogor, Brebes, Indramayu, Semarang, Solo, Sukoharjo, Kudus, Kediri, Surabaya, Banjarmasin, Pontianak, Samarinda, Kendari, hingga Padang.
Blok Politik Pelajar sendiri menyebut kemarahan warga sudah pecah sehingga memicu adanya demonstrasi tersebut. Mereka mengklaim massa yang turun ke jalan tidak tergabung dalam satu kelompok tertentu.
"Kemarahan warga akhirnya pecah. Warga akan turun ke jalan selama berhari-hari tanpa identitas, golongan, kelompok, maupun bendera, mereka yang turun ke jalan adalah warga yang muak dengan situasi saat ini. Mengacu pada metode aksi Be Water, aksi ini akan cair bekerja, segala bentuknya akan terus berkembang, tidak ada ketua, tidak ada aksi ini milik siapa, semua ini milik warga," tulis keterangan pada akun @blokpolitikbelajar.