RN - Ketua Bidang PTKP PB HMI, Akmal Fahmi mengatakan, eksistensi radikalisme memiliki banyak pintu masuk, baik secara luring maupun daring. Sehingga siapapun mulai dari kalangan orang tua hingga anak muda yang masih produktif, cukup rentan terpapar virus faham dengan corak kekerasan tersebut.
"Selama pandemi Covid-19, radikalisme masih dianggap sebagai musuh bersama. Tentunya hal tersebut menjadi ancaman bagi ketertiban dan keamanan negara apalagi ditengah pesatnya kemajuan teknologi sangat mudah dilakukan bahkan sangat efektif untuk mendoktrin generasi muda dalam mendukung ideologi yang bertentangan dengan Pancasila," ujar Akmal di Jakarta, Rabu (28/7/2021).
"Untuk mengantisipasi meningkatnya paham radikalisme dan instoleran tentu masyarakat Indonesia agar mampu menguatkan kembali ideologi Pancasila sebagai landasan berbangsa dan bernegara," lanjutnya.
BERITA TERKAIT :Kader HMI Yang Duduk Di Kabinet Merah Putih Bentukan Prabowo
KAHMI Jaya Bentuk Desk Pilkada, Untuk Menjaga Kualitas Demokrasi Jakarta
Akmal menyebutkan bahwa mahasiswa dan pemuda harus memperkuat ideologi Pancasila sebagai landasan dalam bernegara. Ia menyampaikan, berlaku pula bagi para pemuka agama karena persoalan radikalisme bukan tantangan yang ringan.
Meskipun, kata Akmal, BNPT (Badan Nasional Penanggulangan Teroris) sudah pernah merilis bahwa angka radikalisme pada tahun 2021 menurun dibandingkan dua tahun sebelumnya, namun semua pihak harus tetap mewaspadai.
“Jangan sampai Indonesia mengikuti negara-negara seperti Timur Tengah yang selalu berkonflik antarsatu dengan yang lainnya. Apalagi, konflik yang mengatasnamakan agama.Ia juga mengatakan bahwa agama sudah semestinya digunakan untuk mendamaikan dan mencerahkan umat manusia, bukan sebagai alat untuk adu domba," ucapnya.
Akmal menegaskan, BNPT sebagai lembaga yang konsentrasi pada persoalan pencegahan dan penanganan Radikalisme dan instoleran harus mampu berkolaborasi dengan seluruh elemen masyarakat dan kaum milenial dalam menekan penyebaran paham radikalisme.
Untuk itu, Akmal juga berharap pihak BNPT bisa berkolaborasi dengan PB HMI melalui program duta siber yang dirancang oleh Timnya dengan melibatkan beberapa bidang terkait dalam menangkal paham radikalisme dan instoleran yang merebak di berbagai media sosial. "Tentunya kami sangat siap untuk melakukan gerakan tersebut di seluruh wilayah Indonesia," tutup Akmal.
Sebelumnya, Kepala BNPT, Boy Rafli Amar beberapa pekan lalu mengatakan bahwa para teroris juga menggunakan internet dalam melakukan pendanaan untuk mendukung aksi terorisme. Selama pandemi berlangsung, terdapat kenaikan 101% transaksi keuangan mencurigakan.