RN - Anggota DPRD DKI Fraksi NasDem, Nova Harivan Paloh menyoroti fenomena maraknya manusia silver yang mengemis di sejumlah jalan. Hal itu menyusul viralnya kejadian seorang bayi 10 bulan yang turut dilumuri cat silver untuk diajak mengemis di kawasan Pamulang, Tangerang Selatan.
Menurutnya, jangan sampai persoalan bayi diajak mengemis menjadi manusia silver terjadi di Jakarta.
"Kalau kita lihat kan sangat miris ya, di tengah jalan ada yang bawa bayi dijadikan manusia silver. Jadi melihat fenomena ini, di Jakarta juga kan, sampai segitunya orang bicara untuk mencari rejeki," ujar Nova di jakarta, Kamis (30/9/2021).
BERITA TERKAIT :Duit Bansos Jakarta Cair, Per Orang Dapat 900 Ribu
Janji Pj Gubernur HBH, Data Bansos Jakarta Diperbarui Untuk Hadang Orang Kaya
Oleh sebab itu, Nova mendesak kepada Dinas Sosial (Dinsos) DKI untuk mengantisipasi jangan sampai fenomena maraknya manusia silver mengemis di jalan haruslah ditangani. Dengan menguatkan pembinaan dan pembekalan kepada mereka.
"Kalau misalnya nanti ada pembinaan di panti sosial itu, apakah mereka ini sebenarnya masih bisa engga buat dibina gitu, untuk mencari jalan mencari nafkah di luar jalur tersebut, sebagai solusinya," katanya.
Pasalnya, Politikus NasDem itu memandang kalau merebaknya pengemis manusia silver di Jakarta bisa mendatangkan pemikiran dan niat orang-orang luar untuk datang dan melakukan pekerjaan yang sama.
"Jangan nanti ada istilahnya sampai berfikir bahwasanya di Jakarta bisa mencari rejeki dengan mudah, tetapi seperti itu (Manusia Silver). Jadi yang kita lihat buat kedepannya gitu," ungkapnya.
Maka, dia meminta Dinsos DKI selain membekali dan mendampingi para manusia silver, juga mendata asal tempat tinggal mereka untuk nantinya dikembalikan ke tempat asal, apabila pembinaan yang sudah dilakukan tidak berhasil.
"Kalau misalkan mereka itu warga pendatang, kita coba kolaborasi seperti, kita konfirmasi ke wilayah dimana mereka tinggal, lalu di pulangkan. Karena jangan sampai Jakarta itu istilahnya jadi tempat gampang mencari rejeki untuk melakukan hal-hal tersebut," imbuhnya.
"Makanya kita nanti bisa-bisa malah bertambah terus buat warga pendatang yang nanti bakal bekerja seperti itu kan," tambahnya.
Pada kesempatan terpisah, Anggota DPRD Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN), Zita Anjani sangat menyesalkan tindakan orang yang mengajak bayi untuk mengemis sebagai manusia silver.
"Ga manusiawi untuk anak," tegasnya.
Menurutnya, apa yang dilakukan kepada orang tua tersebut seharusnya bisa diproses pidana. Karena mereka telah melakukan penyiksaan terhadap anak.
"Orangtua yang ketahuan men "silverkan anak", itu bisa pidana. Penyiksaan terhadap anak," katanya.
Sebelumnya, Dinas Sosial Kota Tangerang Selatan telah memastikan anak balita usia 10 bulan dan Ibunya yang mengemis dengan menjadi manusia silver di kawasan Pamulang, Tangerang Selatan, adalah warga Tanah Abang, Jakarta Pusat.
"Pertama kami memastikan bahwa anak dan si Ibu dari bayi tersebut, bukanlah warga Tangsel, dia ber-KTP Tanah Abang," kata Kepala Dinas Sosial Tangerang Selatan, Wahyunoto Lukman dikonfirmasi, Senin (27/9).
Selanjutnya, Dinas Sosial berkoordinasi dengan balai rehabilitasi sosial Kementerian Sosial (Kemensos) untuk memberikan pendampingan terhadap ibu dan balita tersebut. Wahyu menyebutkan, kalau sang Bayi juga terlihat sehat selama berada di rumah singgah milik Dinas Sosial, Kota Tangerang Selatan.
"Kemarin sore langsung dijemput dan ditangani Balai Rehabilitasi Sosial Melati Ibu dan Anak di Jakarta Selatan. Dia bukan warga Tangsel, memang sempat mengontrak di Tangsel. Kalau bayinya secara kasat mata sih sehat-sehat saja," ucap dia.
Sekedar informasi, kalau kejadian viral iti berawal dari MFA bayi 10 tahun yang fotonya viral ketika diajak mengemis menjadi manusia silver. Seluruh tubuhnya dicat silver oleh tetangganya berinisial E dan B untuk diajak mengemis. Tindakan tetangganya itu pun tak diketahui oleh orang tuanya bernama Nisa (21).