RN - Pekan Olahraga Nasional (PON) Papua 2021 penuh dengan kejutan. Tapi, kejutan-kejutan itu juga diwarnai dengan protes keras dibeberapa cabang olahraga yang sudah dipertandingkan.
Dibeberapa cabang olahraga (cabor), dugaan kecurangan terlihat jelas. Banyak yang menduga kalau dugaan kecurangan itu dilakukan lantaran DKI Jakarta memimpin klasemen perolehan medali.
Tapi, Jakarta sebagai ibu kota tentunya punya gaya yang berbeda. Tetap slow dan selalu mengedepankan sportifitas atau fair play.
BERITA TERKAIT :Rakor KONI Jakarta, Strategi Mendongkrak Prestasi Atlet
Atlet Jakarta Peraih Emas Saat PON Aceh-Sumut Banjir Fasilitas, Bisa Jadi Karyawan BUMD
Karena, sportifitas adalah kunci utama untuk mencetak atlet-atlet kelas dunia. Kisah mengatur siasat atau istilah ngetrennya bagi-bagi medali untuk memenangkan pertandingan memang sering terjadi dalam dunia olahraga.
Tapi, mengatur siasat dengan memaksakan atlet yang lemah menjadi sang juara apalagi juara bersama tanpa dasar yang kuat adalah ancaman bagi perkembangan dunia olahraga.
PON memang menjadi ajang gengsi daerah atau provinsi. Tapi, gengsi sebaiknya tidak menodai pertandingan. Karena, jika bagi-bagi medali didiamkan tentunya dunia olahraga di negeri ini akan ambruk dan jalan di tempat.
Ingat, PON bukan hanya sekedar gengsi daerah tapi dari ajang empat tahunan inilah bangsa ini bisa mencetak atlet-atlet kelas dunia.
PON hanya tinggal tersisa 9-10 hari lagi. Untuk itulah, semua pihak harus terus mengedepankan sportifitas. Papua, sebagai tuan rumah tentunya punya visi dan misi sudah berjuang habis-habisan agar acara ini berjalan lancar dan aman.
Papua juga pastinya akan mengedepankan sportifitas dalam setiap pertandingan. Selamat bekerja Papua, terima kasih atas kerja kerasnya melayani kontingen dari 34 provinsi.
Juara Umum Cabor
PON saat ini telah merampungkan 12 disiplin olahraga. Para atlet pun langsung pulang ke daerahnya masing-masing.
12 disiplin olahraga itu tersebar di empat kluster: Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura, Mimika, dan Merauke.
Cabor yang sudah menuntaskan pertandingannya adalah futsal, sepatu roda, kriket, polo air, judo, wushu, kano, binaraga, taekwondo, muay thai, bisbol dan sofbol putra.
Tuan rumah Papua berhasil menjadi juara umum di tiga disiplin olahraga yakni futsal, binaraga dan muay thai.
DKI Jakarta dan Jawa Barat juga menguasai tiga disiplin olahraga. DKI Jakarta keluar sebagai juara umum cabor sepatu roda (13 emas), polo air dan bisbol.
Sedangkan Jawa Barat dominasi di cabor taekwondo (9 emas), dayung (kano/7 emas), polo air.
Selebihnya dikuasai oleh Bali, Jawa Timur dan Lampung. Total medali yang sudah diperebutkan dari 12 disiplin olahraga itu sebanyak 545 keping medali di antaranya 138 medali emas, 205 medali perak dan 202 medali perunggu.
Daftar juara umum 12 disiplin olahraga PON XX:
1. Sepatu Roda/DKI Jakarta: 13 medali emas, 8 medali perak, 2 medali perunggu
2. Muay Thai/Papua: 6 medali emas, 4 medali perak, 3 medali perunggu
3. Futsal/Papua
4. Binaraga/Papua: 3 medali emas
5. Polo Air/DKI Jakarta/Jawa Barat: 1 medali emas, 1 medali perak
6. Judo/Bali: 6 medali emas, 6 medali perunggu
7. Wushu/Jawa Timur: 6 medali emas, 4 medali perak, 5 medali perunggu
8. Kano/Jawa Barat: 7 medali emas, 3 medali perak, 3 medali perunggu
9. Bisbol/DKI Jakarta
10. Sofbol Putra/Lampung
11. Taekwondo/Jawa Barat: 9 medali emas, 3 medali perak, 3 medali perunggu.
12. Kriket/Bali: 3 medali emas, 2 medali perak, 1 medali perunggu