Sabtu,  23 November 2024

Siapapun Yang Mengerjakan Bodo Amat, Yang Penting Stadion Jadi Dibangun

RN/CR
Siapapun Yang Mengerjakan Bodo Amat, Yang Penting Stadion Jadi Dibangun
- Net

RADAR NONSTOP - Polemik pembangunan stadion BMW, suporter Persija ogah latah ikut-ikutan berpihak. Mau Jakpro atau Disorda terserah, yang penting stadion jadi dibangun.

Demikian ditegaskan Ketua The Jakmania Mania Korwil Rempoa-Pondok Pinang, Garry, saat dihubungi wartawan, Selasa (20/11/2018).

Menurut Garry, yang terpenting saat ini adalah merealisasikan janji Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan agar Persija segera memiliki stadion di wilayah sendiri.

BERITA TERKAIT :
Justin Hubner Terancam Absen Lawan Australia
Jakmania Ragu RK Cinta Persija, Pengamat: Wajar Saja Mereka Kecewa 

"Dari kami maunya yang terpenting segera wujudkan stadion, karena kan sudah janji bulan Oktober tapi ini sudah lewat, markas kami untuk segera dibangun," katanya.

Garry menjelaskan, meski saat ini Jakarta memiliki stadion Gelora Bung Karno (GBK) tapi tidak bisa digunakan pertandingan Persija karena kerap bentrok dengan jadwal pertandingan tim nasional.

Karenanya, dia berharap stadion BMW yang nantinya akan dijadikan markas home base Persija itu segera direalisasikan Gubernur Anies meski saat ini terjadi polemik soal siapa yang akan membangun stadion bertaraf internasional itu.

"Kan banyak manfaatnya kalau ada markas, bisa meningkatkan kualitas pemain-pemain Persija karena ada tempat latihan yang memadai. Sebab, saat ini selalu bentrok kalau di GBK," ucapnya.

Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan meminta DPRD DKI Jakarta menyetujui Penyertaan Modal Daerah (PMD) kepada BUMD DKI.

Salah satunya adalah PMD Rp 1,5 triliun yang diajukan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), PT Jakarta Propertindo (Jakpro) dalam APBD DKI Jakarta 2019 untuk membangun stadion Persija Jakarta di Taman BMW, Jakarta Utara.

Sementara itu, Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetio Edi Marsudi menegaskan, pihaknya tetap menolak pengerjaan proyek membangun Stadion Persija diserahkan ke PT Jakarta Propertindo (Jakpro).

Alasannya, PT Jakpro masih bermasalah dengan peggunaan dana dari penyertaan modal daerah (PMD) yang mereka terima pada 2013 sebesar Rp650 miliar