RN - Ketua Chief de Mission (CdM) DKI Jakarta Hidayat Humaid bersikap gentleman. Wakil Ketua Umum KONI DKI Jakarta ini meminta maaf kepada warga ibukota.
Ucapan maaf Hidayat ini karena kontingen DKI Jakarta di PON XX Papua 2020 tidak bisa meraih juara umum di acara Press Gathering, Gedung KONI, Jakarta Pusat, Kamis (28/10). Hadir dalam acara, Sekum Cdm Jamron, Bendahara Cdm Budi Siswanto, CdM Marauke Gde Sardjana, CdM Mimika Taufik Yudhi dan CdM Jakarta Masud Saleh.
Tapi kata dia, secara peringkat, posisi skuad ibukota naik dari PON 2016 yang hanya peringkat tiga menjadi posisi kedua.
BERITA TERKAIT :Hasil Evaluasi PON Aceh-Sumut, Selancar Ombak DKI: KONI & Cabor Sudah Berjuang
Tri Bayar Tunai Bonus Atlet Kota Bekasi Peraih Medali Di PON Aceh-Sumut
Dosen UNJ ini memastikan, seluruh atlet DKI Jakarta sudah mengerahkan segenap tenaga dan pikiran di lapangan maupun di luar lapangan.
"Saya bangga dengan hasil yang dicapai kontingen DKI Jakarta. Memang banyak dinamika yang terjadi di lapangan, namun itu bisa menjadi catatan bagi kita semua, bukan hanya kontingen DKI Jakarta tapi semua mengalami," kata Hidayat.
Dari hasil evaluasi, ungkap Hidayat, kontingen PON DKI Jakarta cukup minim persiapan. Hal ini disebabkan karena adanya dualisme pengurus KONI DKI Jakarta pada PON 2017.
"Jadi, persiapan PON kali ini paling singkat yang dilakukan DKI Jakarta. Biasanya, begitu selesai PON, tahun berikutnya langsung pelatda. Tapi, PON 2021 ini hanya persiapan dua tahun. Mulai 2018 karena sebelumnya ada dualisme pengurus," ungkapnya.
Akibat adanya dualisme pengurus KONI DKI Jakarta, pembinaan atlet menjadi terdampak. Baru, setelah kepengurusan baru KONI DKI Jakarta pada 2019 dimulai pembinaan secara intensif.
"Baru 2019, ada pembinaan lagi. Dan ini tahunnya pra PON. Makanya target kita meloloskan sebanyak mungkin kepada PON. Targetnya lolos dulu semua ke PON. Alhamdulillah, semua pengprov lolos PON," ungkapnya.
Tidak hanya itu, Hidayat juga membeberkan alasan lain atas melencengnya target KONI DKI Jakarta pada PON XX Papua.
Menurutnya, karena tidak adanya pembinaan selama dua tahun itu, tidak sedikit atlet potensial binaan KONI DKI Jakarta sebelumnya berpindah ke wilayah lain.
"Atlet potensial kita banyak pindah ke provinsi lain seperti Jatim, Jabar, Papua dan sebagian Jateng. Dari atlet yang pindah, mereka mendapatkan 19 medali emas. Contoh di tenis, sapu bersih 7 emas didapatkan Jatim. Tapi atletnya pindahan dari DKI," jelasnya.
Hal senada diucapkan Jamron. Sekum KONI DKI Jakarta itu mengaku, kosongnya pembinaan atlet selama dua tahun menjadi kendala utama.
"Kami harus mengejar ketertinggalan dua tahun pembinaan atlet. Alhamdulillah perjuangan cabor, atlet, pelatih dan semua pihak bisa masimal. Kami mohon maaf kepada seluruh warga DKI karena target tak tercapai," ungkap Sekretaris CdM DKI Jakarta ini.
Sementara Ketua Umum KONI DKI Jakarta, Djamhuron P Wibowo bersama jajaran pengurusnya menyampaikan permohonan maaf atas pencapaian kontingen Pekan Olahraga Nasional (PON) DKI Jakarta pada PON XX Papua kemarin.
Diketahui, kontingen PON DKI Jakarta berhasil menduduki peringkat kedua dengan perolehan 111 medali emas, 91 medali perak dan 100 medali perunggu.
Pada PON XX Papua ini, peringkat pertama ditempati Jawa Barat dengan perolehan 113 medali emas, 105 medali perak dan 116 medali perunggu. Dan Jawa Timur berada di peringkat 3 dengan 110 medali emas, 89 perak dan 88 medali perunggu.
"Kami bersama seluruh pengurus KONI DKI Jakarta mengucapkan permohonan maaf yang sebesar-besarnya atas pencapaian PON XX Papua, tidak bisa mencapai target juara umum," ujar Djamhuron.
Djamhuron pun menyampaikan terima kasih kepada kepala daerah instansi, SKPD dan DPRD DKI Jakarta yang telah memberikan support penuh untuk kontingen PON DKI Jakarta.
Dia mengaku bangga atas kerja keras atlet-atlet DKI Jakarta yang telah berjuang dengan semangat tinggi.
"Hasil pencapaian kontingen DKI Jakarta pada PON XX Papua lebih baik ketimbang PON XIX Jawa Barat dengan menduduki peringkat 3 di bawah kontingen Jawa Barat dan Jawa Timur," kata Djamhuron.