RN - Amerika Serikat menunggu hasil uji coba sementara dan pengesahan Pil Pfizer dari Food and Drug Administration (FDA) terkait Pil Pfizer dengan nama merek Paxlovid.
Pil antivirus eksperimental Pfizer Inc (PFE.N) diklaim dapat mengobati COVID-19 dengan hasil 89% untuk digunakan bagi pasien rawat inap dan mengurangi kematian untuk orang dewasa yang berisiko penyakit parah.
Dikutip dari Reuters, CEO Pfizer memproduksi pil Pfizer guna memutus mata rantai penyeberan Covid-19. Dan tersedia secara global secepat mungkin.
BERITA TERKAIT :Rakyat Menderita Saat Corona, Koruptor Malah Beli Pabrik Air Minum Di Bogor
60 Hari Jelang Berakhir Masa Jabatan, Joe Biden Kompori Ukraina Bom Rusia
Hasil uji coba menunjukkan bahwa obat Pfizer melampaui pil Merck & Co Inc (MRK.N), molnupiravir, yang ditunjukkan bulan lalu mengurangi separuh kemungkinan kematian atau dirawat di rumah sakit untuk pasien COVID-19 yang berisiko tinggi penyakit serius.
Pil Pfizer, dengan nama merek Paxlovid, dapat memperoleh persetujuan peraturan AS pada akhir tahun.
"Uji coba dihentikan lebih awal karena tingkat keberhasilannya yang tinggi," ucap CEO dikutip redaksi dari Reuters, Sabtu(6/11/2021).
Sementara Presiden Joe Biden mengatakan pemerintah AS telah mengamankan jutaan dosis obat Pfizer.
"Jika disahkan oleh FDA, kami mungkin segera memiliki pil yang mengobati virus pada mereka yang terinfeksi," kata Biden.
"Terapi ini akan menjadi alat lain di kotak peralatan kami untuk melindungi orang dari hasil terburuk COVID,"pungkasnya.
Pil Pfizer diberikan dalam kombinasi dengan antivirus yang lebih tua yang disebut ritonavir.
Perawatan terdiri dari tiga pil yang diberikan dua kali sehari. Pembuatannya sudah berlangsung hampir dua tahun.