RN - Letjen Dudung Abdurachman memang moncer. Sederet kiprahnya di TNI akhirnya mengantarkan Dudung ditunjuk Presiden Jokowi sebagai Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD).
Dudung menggantikan Andika Perkasa yang akan menjabat sebagai panglima TNI. Sebelumnya dia menjabat sebagai Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) menggantikan Letjen TNI Eko Margiyono.
Dudung lahir dalam keluarga sederhana. Ayahnya merupakan PNS di lingkungan Bekangdam III/Siliwangi. Ia berhasil menjadi lulusan Akademi Militer (Akmil) 1988 dari kecabangan Infanteri, sesuai dengan cita-citanya.
BERITA TERKAIT :Dudung Digadang Jadi Menko Polhukam, Hadiah Dukung Prabowo-Gibran?
Eks KSAD Dudung Sindir Megawati Soal BIN, Dibalas Hasto Soal Anak Di Akmil
Kiprah awalnya di militer diawali sebagai Dandim 0406/Musi Rawas di Sumatera Selatan. Dudung juga pernah menjabat sebagai Komandan Kodim (Dandim) selama dua kali.
Pada 2010, karirnya mulai naik dengan tugas sebagai Aspers Kasdam VII/Wirabuana. Dia kemudian diangkat menjadi Danrindam II/Sriwijaya dan dipromosikan untuk jabatan Dandenma Mabes TNI.
Memasuki 2015-2016, Dudung memegang jabatan Wagub Akmil. Jenderal bintang tiga atau Letjen ini kemudian juga pernah menjadi staf khusus KSAD dan Wakil Asisten Teritorial (Waaster) KSAD.
Jenderal bintang dua itu kemudian menjabat Pangdam jaya sejak 27 Juli 2020 setelah sebelumnya menjabat gubernur angkatan militer (akmil) periode 2018-2020.
Nama Dudung kian melejit, saat bersikap keras terhadap ke Front Pembela Islam (FPI) pada akhir 2020. Saat itu dirinya masih menjadi Panglima Kodam Jaya berpangkat Mayor Jenderal.
Ketika organisasi Islam di bawah Rizieq Shihab itu berpolemik, Dudung beraksi dengan menurunkan baliho dukungan terhadap Rizieq di sejumlah titik di Jakarta.
Ia sempat mengancam akan membubarkan FPI saat organisasi kemasyarakatan tersebut menimbulkan polemik karena menyebabkan kerumunan saat pandemi Covid-19. Ia menilai FPI kala itu tidak bisa bertindak seenaknya.
"Jangan seenaknya sendiri, seakan-akan dia paling benar, enggak ada itu. Jangan coba-coba pokoknya. Kalau perlu FPI bubarkan saja itu, bubarkan saja. Kalau coba-coba dengan TNI, mari," kata Dudung di Monumen Nasional, Jakarta, Jumat (20/11).
Memasuki tahun 2021, pamor Dudung kembali mencuat ketika kasus 11 orang debt collector yang menghadang seorang anggota Badan Pembina Desa (Babinsa) di kawasan Tol Kota Barat-Jakarta Utara ramai di media.
Pasca peristiwa itu, ia berjanji akan menumpas aksi premanisme yang kerap dilakukan debt collector.
Kini Dudung resmi naik pangkat menjadi KSAD, sebuah jabatan yang dijabat oleh perwira tinggi TNI AD berpangkat jenderal.