RN-Kolonel Penerbang Ridha Hermawan baru saja dilantik dan menerima kenaikan pangkat menjadi Marsekal pertama (Marsma) TNI yang dilaksanakan di Plaza Markas Besar TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu (17/11/2021).
Kenaikan pangkat ini Berdasarkan pada Surat Perintah Panglima TNI Nomor: Sprin/2492/XI/2021, tanggal 16 November 2021. Diketahui bahwa kenaikan pangkat Marsma TNI Ridha Hermawan tidak jauh pasca dipromosikan sebagai Direktur B Badan Intelijen Strategis (Bais) TNI yang membidangi urusan luar negeri berdasarkan pada Surat Keputusan Panglima TNI Nomor Kep/943/X/2021 tanggal 25 Oktober 2021. Sebelumnya Marsma Ridha Hermawan adalah Paban Utama E-4 Dit E Bais TNI.
Marsma Ridha Hermawan merupakan lulusan terbaik Akademi Angkatan Udara (AAU) tahun 1994 dengan penghargaan Adhi Makayasa. Sebelum ditugaskan pada BAIS, Marsma Ridha Hermawan sempat memegang posisi strategis pada Kedutaan Besar Indonesia Wellington, Selandia Baru sebagai Atas Pertahanan atau Atase Militer (2015-2020). Pengalaman sebagai Atase Pertahanan dapat dikatakan sebagai modal skill dan pengetahuan yang mumpuni bagi Marsma Ridha untuk selanjutnya bertugas sebagai Direktur B Bais TNI. Mengingat bahwa selanjutnya, tugas penting bagi Marsma Ridha Hermawan juga berkaitan langsung dengan koordinasi dan pengembangan jaringan maupun strategi bagi para Atase Pertahanan yang masih aktif bertugas pada KBRI di seluruh dunia.
BERITA TERKAIT :Waspada, Timses Calon Sebar Duit Saat Minggu Tenang
Gak Mau Kalah Dengan Thailand, Siap Ledakkan Pasar Otomotif Lokal Sampai Mancanegara
Selain pernah ditugaskan sebagai Atase Pertahanan, Marsma Ridha Hermawan juga pernah ditugaskan sebagai Komandan Landasan Udara Rembiga yang berada di Provinsi Nusa Tenggara Barat ketika masih berpangkat Letnan Kolonel pada tahun 2011.
Marsma Ridha Hermawan menyebutkan bahwa untuk saat ini, dalam era disrupsi, bencana Covid-19, hingga perubahan kontestasi politik global memerlukan kajian strategis yang tidak hanya sigap, taktis maupun responsif namun juga mendalam dan holistik sesuai dengan kebutuhan jangka pendek, menengah maupun jangka panjang. Oleh karenanya, usulan untuk penguatan riset dalam isu-isu strategis sangat diperlukan bagi kebutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Dalam menjalankan tugas barunya di Bais, Marsma Ridha Hermawan menegaskan kolaborasi dengan multi agen dan pemangku kebijakan sebagai aspek penting untuk mendukung posisi strategis Bais. Lebih lanjut, penguatan keutuhan dan kesatuan bangsa-negara tidak hanya bergantung pada elemen TNI maupun Kepolisian Republik Indonesia. Namun juga memerlukan keterlibatan aktif dari masyarakat terkhusus pada pelajar yang memegang posisi strategis sebagai modal sosial dan aset bangsa Indonesia. Pelajar harus diberikan dan disediakan kesempatan untuk berkontribusi dan berpartisipasi. Tiap proses akan sangat berharga bagi pelajar untuk membangun solidaritas dan merefleksikan kembali nilai-nilai bangsa Indonesia.
Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) menjadi salah satu himpunan pelajar yang diperhatikan sekaligus dilibatkan oleh Marsma Ridha Hermawan. Pelibatan aktif ini dilaksanakan bahkan sebelum Marsma Ridha Hermawan ditugaskan sebagai Direktur B Bais. PPI sebagai organisasi ataupun sebagai individual pelajar Indonesia di luar negeri sering dilibatkan dalam pembahasan maupun diskusi terkait isu-isu strategis terkhusus Indonesia dalam kancah global. Pada 8 November 2021, PPI Dunia bersama dengan BAIS dan kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Luar Negeri, Kementerian Badan Usaha Milik Negara, Kementerian Lingkungan Hidup dan lembaga lain seperti United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO) menyelenggara promosi Angklung sebagai warisan Indonesia dan Dunia. Acara seperti ini menjadi contoh bahwa kolaborasi dengan elemen pelajar dapat menunjang kebutuhan strategis akan diplomasi budaya di tingkat internasional. Kolaborasi dan pendekatan Bais yang lebih partisipatif bukan tidak mungkin untuk menghasilkan resolusi maupun solusi atas pelbagai masalah strategis kebangsaan dan kenegaraan lainnya.