Jumat,  22 November 2024

Penuhi Panggilan Polisi, Ferdinand Hutahaean Ngaku Punya Penyakit yang Pengaruhi Hati dan Pikiran

DIS
Penuhi Panggilan Polisi, Ferdinand Hutahaean Ngaku Punya Penyakit yang Pengaruhi Hati dan Pikiran

RN - Ferdinand Hutahaean memenuhi pemeriksaan yang dilakukan oleh Direktorat Reserse Tindak Pidana Siber Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri terkait kasus ujaran kebencian, Senin (10/1/2022). Saat tiba di Lobby Gedung Bareskrim, Jakarta Selatan, Ferdinand turut menyertakan riwayat kesehatannya. 

Dia menuturkan, riwayat kesehatan itu nantinya akan ditunjukkan kepada penyidik sebagai bukti bahwasanya ia memiliki penyakit yang mempengaruhi hati dan pikirannya. Namun, untuk detil penyakitnya, eks Politisi Partai Demokrat itu tak merincikan. 

BERITA TERKAIT :

"Bawa riwayat kesehatan saya. Inilah penyebabnya bahwa saya kemarin menderita sebuah penyakit hingga timbul percakapan pikiran dengan hati, jadi saya bawa riwayat kesehatan saya yang memang mengkhawatirkan," kata Ferdinand di lokasi, Senin. 

Ketika ditanya awak media apakah ketika menuliskan kalimat di Twitter dalam keadaan sadar, dia pun mengakui. Kendati demikian, dia berdalih tindakan itu bisa juga diakibatkan penyakitnya yang sedang kambuh. 

"Kalau dibilang enggak sadar ya enggak juga. Tapi masalah pribadi saya buat pikiran saya dan hati jadi perdebatan. Pikiran saya katakan udahlah saya itu akan mati kira-kira begitu," benernya. 

Dia memastikan, cuitan yang membawa-bawa Allah SWT ditujukan untuk dirinya pribadi. Menurut dia, tak ada niatan bagi dirinya untuk menyudutkan satupun kelompok. 

"Saya jelaskan realitas sesungguhnya jadi cuitan itu untuk diri saya sendiri. Jadi bukan serang pihak manapun tapi itu adalah percakapan antara hati dan diri saya. Mu dan Ku itu adalah pikiran dan hati saya jadi enggak untuk pihak lain," jelasnya. 

Sebelumnya, dalam unggahannya di Twitter Ferdinand menyatakan "Allahmu ternyata lemah harus dibela. aku sih Allahku luar biasa , maha segalanya. Dialah pembelaku selalu dan Allahku tak perlu dibela."