RN - Direktur Eksekutif Kajian Politik Nasional (KPN) Adib Miftahul mengatakan, diamnya Walikota Jakarta Barat, Yani Wahyu Purwoko ditengah situasi varian Omicron yang kian meroket di Kecamatan Tamansari, patut disoroti lebih tajam.
Bahkan, pengamat ini meminta Gubernur DKI Jakarta diakhir masa jabatannya saat ini mengevaluasi jajarannya di wilayah yang tidak merespon keresahan masyarakat, terlebih berkaitan dengan kesehatan warga Jakarta.
"Alasannya mesti ada dua, bisa jadi Walikota engga ngerti masalah, atau dia memang engga bisa kerja," ujar Adib di Jakarta, Selasa (11/1/2022).
BERITA TERKAIT :Wilayah Kang Uus Dilirik Kemen LHK, Kembangan Selatan Jakbar Jadi Titik Penilaian Adipura 2024
Gelar Rapat Koordinasi Dengan KPK, Kang Uus Ingin Pemkot Jakbar Bersih
"Sebelum Omicron makin ganas, Pak Anies baiknya segera evaluasi ketat Walikota Jakbar," lanjutnya.
Lebih lanjut Adib menyinggung saat Yani Wahyu Purwoko ditolak Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetio Edi Marsudi ketika diusulkan menjadi Walikota pada Februari tahun 2021 lalu.
"Wajar kalau dulu Ketua Dewan nolak dia jadi Wali kota, bagi warga situasi saat ini resah. Bagaimana Wali kota diuji menghadapi masalah kewilayahan," tegasnya.
Diketahui, saat ini terjadi peningkatan kasus Omicron di Krukut, Tamansari, Jakarta Barat. Ketua Umum Relawan Kesehatan (Rekan) Indonesia Agung Nugroho menilai, Walikota Jakarta Barat terlalu Slow respon terhadap peningkatan kasus Omicron di wilayahnya.
"Walikota Jakbar ini memang slow respon terhadap masalah kesehatan. Setiap ada permasalahan kesehatan di warga Jakbar tidak direspon dengan cepat," ucap Agung, Selasa (11/01/2022).
Agung mengungkapkan, berbeda dengan walikota Jakarta Utara, Jakarta Pusat, dan Jakarta Selatan yang responnya sangat cepat ketika ada permasalahan warga dalam pelayanan kesehatan di RS dan fasilitas kesehatan lainnya.
"Jadi wajar jika orang melihatnya slow respon juga dalam permasalahan Covid 19, dalam hal ini mewabahnya Omicron di wilayah Jakarta Barat," ungkapnya.