RN - Warga disekitar Gunung Semeru, Jawa Timur dan Gunung Merapi, Yogyakarta sebaiknya waspada. Karena kedua gunung berapi ini diprediksi bakal erupsi.
Selain Gunung Semeru dan Merapi, Gunung Lewotolok di Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Sinabung di Sumatera Utara juga dalam ancaman.
Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebut saat ini empat gunung berapi berada pada level III atau bertastus siaga.
BERITA TERKAIT :Bogor Sudah Dilanda Bencana, Puluhan Rumah Rusak Dan Longsor Di Mana-Mana
Banjir & Tanah Longsor Ancam Bogor Hingga Sukabumi
Dikutip dari laman magma.esdm.go.id menyebutkan isatawan ataupun pendaki juga dilarang untuk melakukan aktivitas dalam radius dekat dengan empat puncak gunung tersebut.
Tak hanya itu, masyarakat di sekitaran empat gunung itu juga diminta waspada jika suatu waktu terjadi erupsi. Sejuah ini, terdapat peningkatan aktivitas dari empat gunung tersebut berdasarkan pantauan dari PVMBG Kementerian ESDM.
Sementara itu Gunung Anak Krakatau terus batuk. Gunung tertinggi di kawasan Selat Sunda ini mengalami erupsi dalam beberapa hari terakhir.
Untuk itulah warga diminta waspada dan hati-hati. Sebagai langkah antisipasi, Direktur Jenderal Perhubungan Darat (Dirjen Hubdat), Budi Setiyadi, meminta para operator kapal untuk waspada.
"Diharapkan para Kepala Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) di wilayahnya segera memperingati operator kapal agar lebih waspada. Bukan hanya karena erupsi, tapi juga karena cuaca yang sedang buruk," kata Budi dalam keterangan tertulisnya, Minggu (6/2/2022).
Budi mengatakan para pihak terkait perlu menyiapkan tempat-tempat perlindungan bagi kapal pada situasi darurat. Hal ini penting dilakukan untuk mengurangi risiko terjadinya kecelakaan kapal akibat cuaca buruk.
"Nantinya informasi mengenai cuaca, gempa, maupun erupsi akan ditayangkan melalui Videotron yang telah dipasang oleh BPTD Wilayah VI Provinsi Bengkulu & Lampung yang terletak di Pelabuhan Bakauheni," ucap Budi.
Selain itu, Budi juga meminta agar setiap institusi terkait mempersiapkan Standard Operating Procedure (SOP) dan Contingency Plan dalam antisipasi terjadinya erupsi, gelombang tinggi, maupun tsunami.
Diketahui kemarin, Gunung Anak Karakatau kembali mengalami erupsi. Tinggi kolom abu mencapai 1.500 meter.
Berdasarkan keterangan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), erupsi terjadi pada pukul 05.32 WIB, Sabtu (5/2).
Dalam hari sebelumnya, Gunung Anak Krakatau erupsi hingga sembilan kali. Pascaerupsi, terpantau ada kolom abu membubung sekitar 800-1.000 meter di atas puncak dan warna kolom kelabu-hitam tebal.
PVMBG mencatat erupsi itu terjadi pada pukul 09.43 WIB, 10.25 WIB, 10.28 WIB, 12.46 WIB, 13.00 WIB, 13.31 WIB, 13.41 WIB, 14.46 WIB, dan 17.07 WIB.
Berdasarkan pemantauan visual oleh PVMBG, terdapat indikasi bahwa erupsi yang terjadi merupakan tipe magmatik, sejalan dengan kegempaan vulkanik yang terekam.
Adapun kegempaan Gunung Api Anak Krakatau terjadi sejak 16 Januari hingga 4 Februari 2022. Hal ini ditandai dengan terekamnya gempa-gempa vulkanik dan gempa permukaan yang mengindikasikan adanya intrusi magma dari bawah ke permukaan secara bertahap.