Jumat,  22 November 2024

Dirut PAM Jaya Tebar Ancaman, Sebut DKI Bakal Tenggelam?

NS/RN
Dirut PAM Jaya Tebar Ancaman, Sebut DKI Bakal Tenggelam?
Ilustrasi

RN - Direktur PAM Jaya Syamsul Bachri Yusuf berbicara seperti menebar ancaman. Dia berbicara soal ancaman Jakarta tenggelam pada 2030 mendatang yang sempat disinggung Presiden AS Joe Biden. 

Menurutnya, penurunan laju muka tanah perlu diwaspadai agar ancaman ini tak terjadi.

"Karena bukan saja faktor kenaikan permukaan air laut namun ada faktor eksternal yaitu laju penurunan muka tanah kita, atau bahasa Jakarta 'ambles' tanahnya itu berlangsung sangat cepat. Bahkan di beberapa daerah DKI Jakarta mencapai 9 cm per tahun," jelasnya.

BERITA TERKAIT :
Heboh Tarif Pam Jaya Dari 100 Ribu Bengkak Jadi 700 Ribu, Emak-Emak Di Jakbar Galau
Proyek Galian Air Bikin Macet Jakarta, Heru Minta Maaf Setelah Warga Teriak, PAM Diem Bae Ya?

Hal ini disampaikan Syamsul saat memperingati Hari Air Dunia 2022 di acara Groundwater: Making The Invisible Visible yang disiarkan melalui YouTube PAM Jaya DKI Jakarta, hari ini.

Syamsul menyatakan saat ini eksploitasi air tanah yang masih terjadi di Jakarta. Syamsul menyampaikan fenomena ini terjadi tak terlepas dari cakupan pelayanan perpipaan baru sebesar 68 persen.

"PAM Jaya pada tahun 2022 baru mampu melayani masyarakat DKI Jakarta dengan cakupan pelayanan sebanyak 68 persen," kata Syamsul, Selasa (22/3/2022).

"Itu artinya masih ada 32 persen warga DKI Jakarta yang belum dapat akses air perpipaan dan belum dilayani oleh PAM Jaya. Maknanya apa? Maknanya 32 persen warga DKI Jakarta ini masih menggunakan air tanah dan masih mengeksploitasi air tanah untuk kehidupan sehari-hari," sambungnya.

Syamsul mengungkap Pemprov DKI Jakarta meminta PAM Jaya menyelesaikan pembangunan sistem perpipaan air di seluruh penjuru Ibu Kota pada 2030 mendatang. Setidaknya, PAM Jaya membutuhkan tambahan 4.200 kilometer pipa demi memenuhi kebutuhan air seluruh warga Jakarta.

"Per hari ini ada 11 ribu liter per detik air yang diambil dari tanah oleh warga Jakarta untuk kebutuhannya sehari-hari. Sehingga untuk mengatasi hal ini kita perlu membangun sistem perpipaan yang baik," ujarnya.