RN - Pemimpin partai sayap kanan garis keras Denmark Stram Kurs, Rasmus Paludan, layak dicap 'biadab'. Politisi rasis ini membakar salinan Al-Qur'an di daerah berpenduduk Muslim di Swedia.
Aksi pembakaran itu kemudian memunculkan unjuk rasa. Dilansir dari Anadolu Angency, Sabtu (16/4/2022), pembakaran Al-Qur'an itu terjadi pada Kamis (14/4) waktu setempat.
Rasmus Paludan, didampingi polisi, pergi ke ruang publik terbuka di Linkoping selatan dan meletakkan kitab suci umat Islam dan membakarnya.
BERITA TERKAIT :Terkepung Api Di Kamar, Sekalurga Di Tanjung Priok Tewas Dilalap Si Jago Merah
Pabrik Di Bekasi Terbakar, Datanya 7 Orang Tewas Tapi 12 Kantong Jenazah Masuk RS Polri
Aksi pembakaran itu sempat diwarnai dengan protes. Akan tetapi, Rasmus Paludan mengabaikan protes itu. Sekitar 200 demonstran berkumpul di alun-alun untuk memprotes. Kelompok itu mendesak polisi untuk tidak membiarkan pemimpin rasis itu melakukan tindakannya.
Setelah polisi mengabaikan permintaan massa tersebut, insiden pecah. Kelompok tersebut menutup jalan untuk lalu lintas hingga melempari polisi dengan batu.
Politisi kelahiran Turki Mikail Yuksel, yang mendirikan Partai Warna Berbeda di Swedia, mengatakan provokasi Islamofobia dari politisi anti-Islam rasis di bawah perlindungan polisi terus berlanjut di kota-kota di seluruh
Yuksel mengatakan Paludan secara khusus memilih lingkungan yang padat penduduk Muslim dan tempat-tempat dekat masjid untuk provokasi.
"Di Swedia, yang membela hak asasi manusia, kebebasan beragama dan hati nurani dengan nada tertinggi, Al-Qur'an dibakar di lingkungan Muslim di bawah perlindungan polisi," kata Yuksel.
Dia menambahkan bahwa polisi juga menyerukan umat Islam untuk menggunakan akal sehat karena kitab suci mereka dibakar tepat di depan mata mereka.