RN - Dua presiden berpengaruh di dunia mengutuk aksi Israel. Mereka adalah Presiden Turki Tayyip Erdogan telah mengutuk penyerangan Masjid Al Aqsa oleh Israel. Dia mengungkapkan kekesalannya itu kepada Presiden Palestina Mahmoud Abbas pada Minggu, 17 April 2022.
Erdogan mengutuk intervensi Israel terhadap jamaah di Masjid Al Aqsa Yerusalem. Komentar Erdogan muncul di tengah upaya Turki dan Israel menormalkan hubungan mereka yang telah lama tegang. Ketegangan itu sebagai bagian dari serangan pesona regional yang diluncurkan oleh Ankara pada 2020.
Pada Jumat, sedikitnya 152 warga Palestina terluka dalam bentrokan dengan polisi anti huru hara Israel di dalam kompleks Masjid Al-Aqsa. Penyerangan yang meningkatkan kekerasan itu telah menimbulkan kekhawatiran akan kembali ke konflik yang lebih luas.
BERITA TERKAIT :Israel Bom Rusun Di Gaza, Ratusan Mayat Bergelimpangan
Setelah Bela Gaza Palestina, Kini Mia Khalifa Tobat Dari Bintang Film Seks
"Saya memberi tahu Abbas melalui panggilan telepon bahwa saya sangat mengutuk intervensi Israel terhadap jamaah di Masjid Al Aqsa. Kami menentang provokasi dan ancaman terhadap status atau semangatnya," kata Erdogan di Twitter, seperti dilansir dari Reuters, Senin, 18 April 2022. “Turki selalu mendukung Palestina,” ujarnya.
Erdogan mengatakan dia telah membahas perkembangan di Al-Aqsa dengan Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Antonio Guterres. Dia menambahkan "intervensi dan provokasi" Israel tidak bisa diterima.
Turki juga akan membahas langkah bersama untuk perdamaian regional, ujar Erdogan. Turki sebelumnya meluncurkan berbagai inisiatif di dalam Perserikatan Bangsa-Bangsa dan Organisasi untuk Kerjasama Islam (OKI). Inisiatif itu menyangkut tindakan Israel terhadap Palestina dan kebijakannya mengenai Yerusalem atau statusnya.
Kompleks Al Aqsa berada di atas dataran tinggi Kota Tua Yerusalem Timur, yang direbut oleh Israel dalam perang Timur Tengah 1967. Wilayah itu dikenal oleh umat Islam sebagai al-Haram al-Sharif.
Ketegangan tahun ini telah meningkat saat Ramadhan yang merupakan bulan suci umat muslim, yang bertepatan dengan perayaan Paskah Yahudi.
Awal bulan ini, Erdogan telah memberi tahu Presiden Israel Isaac Herzog, bahwa Ankara mengharapkan pihak berwenang Israel untuk peka terhadap Masjid Al Aqsa selama Ramadhan. Dia juga menekankan pentingnya mengizinkan orang Palestina memasuki Israel.
Siap Bantu
Sementara Presiden Rusia Vladimir Putin melakukan panggilan telepon dengan Presiden Palestina Mahmoud Abbas, Putin mengatakan untuk mengkritik kebijakan Israel di Masjid Al-Aqsa
“Pemimpin Rusia itu mendukung warga Palestina di tengah kekerasan di Yerusalem,’ kantor berita PA melaporkan, seperti dikutip dari Jerussalem Post, Selasa 19 April 2022.
“Putin juga mengatakan Moskow akan menyediakan Ramallah dengan makanan dan bahan-bahan di tengah kenaikan harga global,” imbuh laporan itu.
Menurut laporan itu, Putin memberi tahu Abbas tentang “operasi militer khusus Rusia untuk mempertahankan wilayah Donbas di Ukraina timur”. Panggilan telepon dilaporkan terjadi atas perintah pemimpin Palestina itu.
Dengan perang di Ukraina menaikkan harga pangan secara global, Putin juga meyakinkan Abbas selama panggilan telepon bahwa Moskow akan menyediakan Palestina dengan “gandum, bahan, dan tanaman Rusia.”
Kantor berita resmi Palestina Wafa mengatakan bahwa “Putin menekankan posisi tegas Rusia dalam mendukung hak-hak rakyat Palestina, dan bahwa Rusia akan terus memberikan dukungan politiknya untuk perjuangan Palestina di semua forum internasional, dan apa yang terjadi di Yerusalem dan Masjid Al-Aqsha.”
Wafa juga melaporkan bahwa pemimpin Putin menolak “praktik Israel yang mencegah jamaah mengakses Masjid Al-Aqsha secara bebas. “Israel harus menghormati status quo sejarah yang ada di tempat suci,” sebut pihak pejabat Palestina seperti dikutip Wafa.
Rusia telah lama mendukung perjuangan Palestina. Senatoro PA berharap Moskow akan memainkan peran yang lebih sentral dalam menengahi antara itu dan Israel.
“Abbas memberi tahu Putin tentang serangan harian ke Masjid Al-Aqsa oleh ekstremis Israel di bawah perlindungan pasukan pendudukan Israel," menurut Wafa.