Senin,  29 April 2024

Harimau Sumatera Masuk Perangkap di Merangin, Sudah Mangsa Belasan Ternak

Tori
Harimau Sumatera Masuk Perangkap di Merangin, Sudah Mangsa Belasan Ternak
Harimau sumatera masuk perangkap/BKSDA Jambi

RN - Harimau sumatera (panthera tigris sumatrae) yang memangsa belasan kambing dan sapi, hewan ternak warga di Jambi, akhirnya berhasil dijerat masuk perangkap. 

Bermula dari laporan kepala desa Nalo Gedang, Kabupaten Merangin, bahwa ada kejadian ternak kambing dimangsa harimau, dan langsung diverifikasi oleh tim Balai Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) Jambi. 

Kepala Balai KSDA Jambi, Rahmad Saleh mengatakan, informasi kemunculan harimau sumatera itu sudah mulai diterima dari tahun 2021 lalu. Namun ketika diverifikasi saat itu, harimau diduga sudah kembali lagi ke hutan sekitarnya.

BERITA TERKAIT :

Belakangan, yaitu pada 19 Maret dan 2 April 2022, kejadian serupa kembali dillaporkan kades setempat. 

Dari korban ternak tersebut, kata Rahmad, ada yang belum sempat dimakan dan sebagian tidak dihabiskan. Atas 2 laporan tersebut, Camat Nalo Tantan bersama para pihak melakukan pengecekan lokasi kejadian.

Berdasarkan bahan keterangan yang dikumpulkan dari warga, Balai KSDA Jambi pada tanggal 6 April 2022 memasang perangkap (box trap).

"Dan pada tanggal 21 April 2022, sekitar pukul 07.40 WIB, warga menyampaikan bahwa harimau telah masuk dalam perangkap, sehingga tim Balai KSDA Jambi segera ke lokasi untuk mengamankan lokasi," sebutnya.  

"Pada hari yang sama, sekitar pukul 23.00 WIB, satwa telah sampai di Tempat Penampungan Satwa Balai KSDA Jambi dalam kondisi sehat," imbuh Rahmad.

Lebih lanjut ia menyebut satwa itu berjenis kelamin jantan dengan perkiraan usia sekitar 8-10 tahun, berat badan 110 kg, panjang taring atas 6,2 cm dan taring bawah 3,5 cm, serta panjang keseluruhan tubuh 217 cm. 

“Pada saat dievakuasi, kondisi fisik harimau sumatra terdapat luka lecet di pangkal ekor, hidung diduga karena berontak dalam kendang box traff, kuku bagian belakang rusak akibat dalam box trap," bebernya.

Balai KSDA juga telah mengambil sampel darah Hematologi dan Biokimia serta rambut untuk uji DNA. 

Rahmad Saleh mengungkapkan bahwa lokasi konflik berada di kebun masyarakat dengan status lahan Areal Penggunaan Lain (APL) yang berjarak kurang lebih 1-2 km dari hutan produksi, dan sekitar 20 km dari kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat. Tutupan lahan di sekitar lokasi berupa tanaman sawit dan kebun karet

Rencana tindak lanjut dari penyelamatan harimau sumatra ini menurut Rahmad, akan dilakukan pengecekan kesehatan oleh tim dokter hewan BKSDA Jambi dalam waktu yang tidak terlalu lama. "Jika dinyatakan sehat akan segera dilepasliarkan ke habitat alaminya,” ungkap Rahmad.