Jumat,  22 November 2024

Pentingnya Meninggalkan Legacy

Tori
Pentingnya Meninggalkan Legacy

RN - Umur manusia di era digital ini pendek. Berkisar 60-70 tahun, dan hanya sedikit yang di atasnya.

Lantaran itu, penting bagi seseorang tatkala hidup di dunia ini meninggalkan "bekas" atau semacam warisan yang baik (legacy), di mana usia manfaatnya lebih panjang daripada usia saat seseorang hidup. Dengan demikian, walau seseorang sudah wafat dan tubuh sudah hancur dengan tanah, namun amal jariyahnya tetap mengalir hingga akhir zaman.

Demikian dikatakan Ki Seno Hadi Sumitro saat menjadi narasumber pada even Halalbihalal KAHMI, Forhati, dan HMI Surakarta, di Rumah Budaya Kratonan Solo Jawa Tengah, Sabtu lalu (7/5/2022).

BERITA TERKAIT :

Ki Seno yang juga mantan Ketua Umum HMI Cabang Surakarta itu memaparkan lebih lanjut disertai contoh-contoh. "Imam Syafii hanya sampai umur 57 tahun. Ketika usia 7 tahun sudah hafal Alquran 30 juz, umur 10 tahun hafal kitab gurunya al Mawatha. Legacy yang ia tinggalkan berupa karya-karya tulis terkemuka dibaca, dikaji, dan diamalkan hingga generasi sekarang," ujarnya seraya mencontohkan Imam Nawawi, wafat di usia 45 tahun namun legacy-nya banyak sekali. Terkenal orang jenius, karyanya 40 hadis Arbain tersebar ke seantero dunia.

Di Indonesia, Ki Seno mengambil contoh almarhum Nurcholish Madjid atau Cak Nur. "Cak Nur wafat di usia 66 tahun. Namun pemikirannya dalam sejumlah karya tulisnya yang telah digitalisasi, masih dicari dan dibaca generasi jadul hingga mileneal saat ini".

Bahkan, ujar Ki Seno, "Legacy Cak Nur yang monumental bagi kalangan Hijau Hitam dalam karya Nilai Dasar Perjuangan (NDP), menjadi kompas dalam mempelajari, menghayati dan mengamalkan nilai-nilai ajaran Islam di kalangan aktivis hingga alumni Himpunan Mahasiswa Islam (HMI)".

Legacy-legacy yang dicontohkan di atas, tak akan pernah lekang oleh panas, tak lapuk oleh hujan. Amal jarizahnya terus mengalir kepada pemilik legacy. Hingga akhir zaman.

Apa yang telah dipaparkan disertai contoh di atas, menurut Ki Seno, merupakan salah satu amal yang meninggalkan legacy, yakni ilmu yang diajarkan dan disebarluaskan.

Sedangkan investatif atau amal jariyah atau legacy lainnya, kata Ki Seno selanjutnya, yakni: Anak shaleh yang ditinggalkan, Mushaf yang diwariskan, Membangun masjid dan memakmurkannya, Membangun rumah untuk mereka yang kehabisan bekal, Sungai yang dialirkannya (untuk kepetingan irigasi, air minum, transportasi dan lain-lain), Sedekah yang dikeluarkan, Dakwah atau mengajak kebaikan, dan membuat inovasi yang bermanfaat bagi banyak orang yang sesuai dengan syariat Islam.

Terkait dengan program KAHMI Scholarship yang sedang dirintis Majelis Daerah KAHMI Kota Surakarta saat ini, kata Ki Seno, juga salah satu legacy yang perlu didukung dan disokong. "Niatnya sangat luhur, membantu beasiswa kader-kader HMI studi lebih tinggi", karena itu, pungkas Ki Seno, "Baik para pemrakarsa pendiri hingga donatur KAHMI Scholarship tersebut, pada hakikatnya ingin meninggalkan legacy. Yang usianya lebih panjang ketimbang umur pendiri dan dermawan bersangkutan".


Dwiki Setiyawan
Alumni Himpunan Mahasiswa Islam