Jumat,  22 November 2024

Begini Toh Aslinya, Walkot Tangsel Maki-maki Stafnya Cuma Karena Pulpen Macet

Tori
Begini Toh Aslinya, Walkot Tangsel Maki-maki Stafnya Cuma Karena Pulpen Macet
Walkot Tangsel Benyamin Davnie marah saat pelantikan pejabat. Radartangsel/Damay

RN - Pemandangan tak biasa terjadi saat prosesi pelantikan puluhan pejabat di Gedung Pusat Pemerintahan Kota Tangerang Selatan (Tangsel) pada Rabu (25/5/2022) malam. 

Wali Kota Benyamin Davnie tiba-tiba kesal, hingga melempar pulpen ke arah pegawai protokol. 

“Protokol mana, protokol mana? Kamu ngecek pulpen aja,” kata Benyamin seraya menoleh ke arah jajarannya di sebelah kanan.

BERITA TERKAIT :
Parkir Diminta Serahkan ke Dishub, RSU Tangsel Berani Lawan Wali Kota?

Amarah Pak Ben, sapaan akrabnya, tersulut karena pulpen yang tersedia di atas meja tak berfungsi maksimal. Momen itu berlangsung saat penandatanganan berita acara usai pengambilan sumpah jabatan.

Pak Ben didampingi Asisten Daerah (Asda) Taryono dan Kepala Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan (BKPP) Fuad ketika menandatangani berita acara.  

Sempat terlihat Pak Ben mengamati dari dekat berkas yang sudah ditandatanganinya. Begitu giliran Kepala BKPP malah mengganti penanya dengan pena yang dipegang Pak Ben.

Seketika itu Pak Ben melempar pena ke arah stafnya yang berdiri di sebelah kanannya. Kejadian itu disaksikan pula Wakil Wali Kota Pilar Saga Ikhsan dan Sekretariat Daerah (Sekda) Bambang Noertjahyo.

Dalam amanatnya, Pak Ben meminta seluruh jajaran yang dilantik benar-benar menjadi pelayan masyarakat. Menurut dia, profesi sebagai seorang birokrat terikat janji dengan pelayanan yang baik.

“Kita semua yang  memilih profesi sebagai birokrat, terikat pada tugas dan tanggung jawab sebagai pelayan masyarakat,” ucapnya.

Dia juga menekankan tentang makna reformasi birokrasi yang menuntut profesionalitas bagi setiap Pegawai Negeri Sipil. Jika sebelumnya menggunakan pendekatan struktur dan hierarki, maka saat ini lebih terfokus pada fungsi, kompetensi dan spesialisasi.

“Birokrasi harus mampu bertransformasi menjadi sebuah institusi yang profesional, yang diisi oleh personel-personel yang kompeten dan capable. Salah satu poin transformasi atau reformasi birokrasi ini adalah penyesuaian karakter birokrasi itu sendiri,” tegasnya.