RN - Kerugian yang dialami 7 BUMD Jakarta sejak tahun 2017-2021 mencapai nilai Rp. 1,86 Triliun. Hal itu pun mengundang reaksi dari kalangan politisi Kebon Sirih.
Adalah sekretaris Ketua Komisi C DPRD DKI, Yusuf yang berencana akan melakukan pemanggilan terhadap SKPD terkait guna meminta penjelasan.
“Dalam waktu dekat kita akan melakukan pemanggilan. Kita ingin mendengarkan penjelasan mereka kenapa merugi. Apakah kerugian itu karena pandemi atau karena mereka tidak mau berkembang,” ujar politisi PKB itu kepada Indopos, Rabu (22/6).
Menurutnya, BUMD harus terfokus dalam pengembangan perusahaan. Agar, APBD DKI bisa dimanfaatkan untuk pembangunan di DKI.
BERITA TERKAIT :Wakil Ketua DPRD Ungkap Kota Bekasi Darurat Kekurangan Guru
Ketua Komisi IV: Kategori Kota Bekasi Jadi Kota Layak Anak Jangan Hanya Di Atas Kertas
“Idealnya BUMD tidak selalu meminta PMD. Harusnnya BUMD itu berusaha mandiri dalam pengembangannya. Agar PMD yang sudah diberikan bisa mendatangkan keuntungan bagi Pemda. Yang nantinya PAD yang dihasilkan bisa digunakan untuk pembangunan di Jakarta,” ujar politisi dari dapil Jaksel itu.
Karena itu, Yusuf menyarakan jika hasil pemanggilan terhadap BUMD itu tidak ditemukan solusi dalam pengembangan BUMD. Sekretaris Komisi C itu menyuarakan agar BUMD-BUMD tersebut melakukan marger.
"Kita akan mengusulkan agar BUMD yang merugi supaya digabungkan. Hal itu sesuai dengan bidangnya masing, masing. Misalkan ketahanan pangan, bisa disatukan food station, dharma jaya dan lainya. Transportasi pun sama. Begitu seterusnya,” tegasnya.