Jumat,  22 November 2024

Polisi Tembak Polisi & Istri Kadiv Propam, Mahfud MD Ibaratkan Kandang Hingga Tikus

RN/NS
Polisi Tembak Polisi & Istri Kadiv Propam, Mahfud MD Ibaratkan Kandang Hingga Tikus

RN - Insiden polisi tembak polisi makin liar. Asumsi publik menduga adanya dugaan hubungan antara istri Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo dan Brigadir J.

Walau sudah dibantah soal dugaan selingkuh tapi insiden polisi tembak polisi di rumah Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo menimbulkan banyak tanda tanya.

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD meminta Polri untuk mengusut tuntas kasus baku tembak polisi yang menewaskan Brigadir J di rumah Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo.

BERITA TERKAIT :
Kena Masalah, Akun Tiktok Herkos Voters Dilaporkan ke Polres Kota Bekasi
Akun Medsos Polda Banten Soal Posting Andra Soni–Dimyati, Bawaslu Kalau Cemen Mundur Aja?

Ketua Tim Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) itu berharap tim khusus bentukan Polri maupun tim independen dari Komnas HAM mampu mengumpulkan bukti yang akurat sehingga tragedi ini tidak membuat kekisruhan di tengah masyarakat.

"Jangan mengejar tikus atau melindungi tikus lalu rumahnya yang dibakar, terbuka saja, kan tata cara mengejar tikus itu sudah ada caranya apalagi polisi sudah profesional," kata Mahfud dalam siaran CNNIndonesia TV, Kamis (14/7).

Mahfud mengaku mengenal sejumlah pimpinan Polri sebagai sosok yang kredibel sehingga yakin kasus tersebut akan diselesaikan secara tuntas. Kompolnas menurutnya juga akan membantu membuat permasalahan hingga menemukan titik terang.

Menurutnya, dalam 1,5 tahun terakhir Polri mendapatkan persepsi publik yang cemerlang di bawah pimpinan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo. Dengan demikian, ia tidak ingin wibawa Polri anjlok akibat penyelesaian kasus ini.

"Kita tidak boleh membodoh-bodohkan diri kita, sehingga kita harus profesional. Siapa yang melakukan apa, dilihat dari perilaku-perilaku sebelumnya, hubungan bagaimana dan seterusnya. Itu bisa dilacak dari situ kan," katanya.

Lebih lanjut, Mahfud juga meminta agar sangkaan yang dijatuhkan pada Brigadir J terkait aksi pelecehan serta menodongkan pistol terhadap istri Ferdy harus dibuktikan dengan fakta yang akurat agar keluarga Brigadir J dan publik dapat memahami kondisi yang sebenarnya.

Mahfud menyebut, tim khusus Polri yang juga dibantu oleh Kompolnas memiliki dua bagian, satu tim penyidik yang bekerja di bidang hukum, serta tim yang bertugas mencari fakta dan memberi pertanggungjawaban informasi pada publik.

"Kita lihat saja, apakah betul nanti dia (Brigadir J) melakukan pelecehan. Kalau betul ya diungkap saja apa yang memang betul itu. Tetapi tidak bisa kita mendengar sepihak tanpa mendapat bukti-bukti lain, keterangan-keterangan lain. Karena yang disebut sebagai pelaku sekarang sudah meninggal," ujar Mahfud.

Brigadir J sebelumnya dinyatakan tewas dalam kontak tembak dengan Bharada E di rumah Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo pada Jumat (8/7) lalu. Polisi yang bertugas sebagai sopir istri Ferdy Sambo itu mendapat tujuh luka di tubuhnya.

Namun, keluarga Brigadir J tidak puas dengan keterangan polisi. Mereka menyebut ada empat luka tembakan dan luka bekas sayatan serta dua jari Brigadir J putus.

Kepala Polres Metro Jakarta Selatan Kombes Budhi Herdi Susianto sebelumnya memastikan isu perselingkuhan antara Brigadir J dengan istri Kadiv Propam Putri Ferdy masuk dalam materi penyidikan. Namun tidak akan menjadi konsumsi publik.

Wakil Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) Rivanlee Anandar mengatakan pihaknya menemukan kejanggalan pada kronologis kejadian yang disampaikan Polri.

"Dari beberapa kronologis yang disampaikan Polri, terdapat sejumlah kejanggalan yang sifatnya tak masuk akal," kata Rivanlee pada Kamis (14/7).

Salah satu kejanggalan yang disoroti KontraS ialah adanya disparitas waktu yang cukup lama antara peristiwa dengan pengungkapan ke publik. Sebab, peristiwa baku tembak Brigadir J dengan Bharada E itu terjadi pada Jumat (8/7), tetapi baru diungkap ke publik pada Senin (11/7).

KontraS juga menyoroti kronologis yang berubah-ubah disampaikan oleh pihak kepolisian. "Ditemukannya luka sayatan pada jenazah Brigadir J di bagian muka," lanjut Rivanlee.

Menurut keluarga Brigadir J, terdapat luka-luka dari sayatan senjata tajam di bagian mata, mulut, hidung dan kaki.