RN - HUT ke-77 Kemerdekaan RI yang mengusung tema besar "Pulih Lebih Cepat Bangkit Lebih Kuat" bisa terimplementasi dengan baik jika bangsa ini konsisten menjalankan politik ekonomi Pancasila.
Bangsa ini bisa segera bangkit akibat hantaman pandemi dan ancaman resesi global serta menjadi lebih kuat terhadap terpaan krisis, terutama pangan dan energi jika struktur ekonomi nasional fokus mencetak pengusaha menengah yang kuat dan besar jumlahnya.
Anggota MPR RI Fahira Idris mengatakan, pengusaha menengah yang kuat dan besar jumlahnya akan menjadi pondasi percepatan kemajuan ekonomi sebuah bangsa.
BERITA TERKAIT :Prabowo Lebih Jago Dari Jokowi, Sekali Gebrak Bawa Rp156,5 Triliun Dari China
Gibran Curhat, Dari Makan Bergizi Gratis Hingga Ekonomi 8 Persen
Kemajuan ekonomi akan menjelma menjadi kekuatan dan ketangguhan terhadap terpaan krisis jika terbentuk keterkaitan dan kemitraan yang saling menguntungkan antarpelaku ekonomi yang meliputi usaha kecil, menengah dan koperasi, usaha besar swasta, dan BUMN yang saling memperkuat untuk mewujudkan demokrasi ekonomi dan efisiensi nasional yang berdaya saing tinggi.
“Politik ekonomi Pancasila di mana pengusaha menengah menjadi pilarnya adalah jalan bagi Indonesia untuk pulih lebih cepat dan bangkit lebih kuat sesuai tema besar HUT ke-77 Kemerdekaan RI. Artinya, yang harus benar-benar kita hindari adalah saat ini dan sampai kapanpun adalah terjadinya penumpukan aset dan pemusatan kekuatan ekonomi pada seorang, sekelompok orang, atau perusahaan yang tidak sesuai dengan prinsip keadilan dan pemerataan,” ujar Fahira dalam keterangannya di Jakarta.
Menurut senator Jakarta ini, pengusaha menengah akan mendongkrak ekonomi nasional jika diberi prioritas dan dibantu dalam mengembangkan usaha serta segala kepentingan ekonominya agar dapat mandiri terutama dalam pemanfaatan sumber daya alam dan akses kepada sumber dana.
UMKM, koperasi, BUMN, dan BUMD sebagai pilar utama ekonomi nasional harus memperoleh kesempatan utama, dukungan, perlindungan dan pengembangan seluas-luasnya sebagai wujud keberpihakan yang tegas kepada kelompok usaha ekonomi rakyat tanpa mengabaikan peranan usaha besar.
“Jadi, segala denyut ekonomi, mulai dari produksi dan distribusi kebutuhan pokok, kegiatan pertanian dan perindustrian, kegiatan ekspor dan impor diselenggarakan sebesar-besarnya untuk kepentingan nasional dan digerakkan oleh pengusaha-pengusaha menengah," terangnya.
Ekspor Indonesia misalnya, harus dari bahan baku dan barang setengah jadi menjadi ekspor barang jadi serta dari produk yang dibuat oleh Indonesia sendiri sehingga menggeliatkan ekonomi nasional. Tidak hanya itu, segala aktivitas ekonomi harus mampu menambah kesempatan kerja bagi rakyat Indonesia.
"Pola ekonomi seperti ini akan membuat bangsa ini cepat pulih dan bangkit menjadi lebih kuat dan tahan terhadap ancaman krisis ekonomi global,” ujarnya.