RADAR NONSTOP - Saran Jokowi kepada para petani sawit agar menanam jengkol dan petai tidak nyambung. Sindiran melalui kata kiasan dilontarkan ‘Jaka Sembung Bawa Golok’.
"Kalau solusinya tanam jengkol, jaka sembung bawa golok. Itu namanya solusi yang tak solutif. Solusinya perbaikan harga, kemudian evaluasi alokasi dana pungutan jangan semua buat biodiesel tapi buat replanting, litbang, perbaikan lingkungan," kata Wakil Ketua Komisi IV DPR Fraksi PAN, Viva Yoga Mauladi di Gedung DPR RI, Senin (17/12/2018).
Yoga menilai tak mungkin petani sawit harus mengubah jenis tanaman. Seharusnya perbaikan harga dikelola dan ada evaluasi alokasi dana pungutan agar tak semua digunakan untuk biodiesel.
BERITA TERKAIT :Ban Kapten Mbappe di Timnas Bakal Dicopot
Tim Samurai Biru Bakal Beri Skuad Garuda Permainan Sengit
"Ya enggak menjadi solusi, masa bisa petani sawit tanam jengkol dan petai. Kalau harga turun, apa masalahnya, kan sudah ada lembaga pungutan dana kelapa sawit," katanya.
Viva menyebut persoalan seperti minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) dimintai pungutan US$30 per ton. Ia meminta agar pungutan tersebut digunakan saja.
Dia mengingatkan pentingnya evaluasi penggunaan alokasi dana tidak hanya untuk biodisel.
"Biodiesel kan seluruhnya dari perusahaan-perusahaan swasta, lebih baik sebagian besar untuk litbang pengembangan, replanting. Lalu ini kan tergantung pada kurs dunia internasional pasar, kenapa tejadi penurunan," tandas Wakil Ketua Umum PAN itu.