RN - Hasil uji klinis vaksin Nusantara yang digagas Letnan Jenderal TNI (Purn) Terawan Agus Putranto, dimuat dalam jurnal medis internasional.
Hasil uji klinis tersebut terbit di jurnal Human vaccines & Immunotherapeutics yang terindeks di Scopus. Scopus merupakan jurnal yang mempunyai impact tinggi dan diterbitkan dengan seleksi yang ketat.
Artikel berjudul "A personal COVID-19 dendritic cell vaccine made at point-of-care: Feasibility, safety, and antigenspecific cellular immune responses itu dirilis pada 26 Agustus 2022.
BERITA TERKAIT :Rakyat Menderita Saat Corona, Koruptor Malah Beli Pabrik Air Minum Di Bogor
Corona Marak Lagi Di Singapura, Bikin Parno Aja Tuh Virus
Dalam kata pengantar artikel dituliskan, induksi antibodi penetralisir untuk perlindungan segera adalah penekanan dari laporan awal vaksin COVID-19 yang saat ini tersedia. Namun, ada peningkatan minat pada respons sel-T yang terkait dengan produk ini.
Selanjutnya disebutkan tujuan penelitian tersebut. Pertama menetapkan kelayakan persiapan vaksin sel dendritik pribadi terhadap protein lonjakan SARS-CoV-2 pada titik perawatan.
Kedua, menetapkan keamanan jangka pendek setelah injeksi vaksin subkutan tunggal.
Lalu ketiga, menentukan respons imun spesifik antigen setelah vaksinasi, dan keempat memilih formulasi yang disukai untuk uji coba di masa mendatang.
Artikel lengkap hasil uji klinis Vaksin Nusantara dapat dilihat di www.tandfonline.com/doi/full/10.1080/21645515.2022.2100189.
Pendiri Beranda Ruang Diskusi yang juga praktisi media, Dar Edi Yoga menyambut gembira dan berharap agar pemerintah segera menerbitkan regulasi bagi Vaksin Nusantara.
"Dengan diterbitkannya uji klinis Vaksin Nusantara dalam jurnal Human vaccines & Immunotherapeutics yang terindeks di Scopus Q 1, membuktikan bahwa Vaksin Nusantara bukan vaksin abal-abal," tegas Dar Edi Yoga, dikutip hari ini.
Menurutnya, hasil uji klinis Vaksin Nusantara menjadi uji klinis yang pertama dimuat dalam jurnal media kesehatan internasional dalam penanganan wabah COVID-19.
"Vaksin Nusantara sudah published di Journal Ilmiah SCOPUS dengan impact factor yang sangat tinggi 8.34. Hal itu menunjukan hasil seleksi yang sangat ketat oleh Scopus," jelas Dar Edi Yoga.
Vaksin Nusantara dikembangkan dengan pendekatan sel dendritik. Cara kerjanya, setiap orang akan diambil sampel darah untuk kemudian dipaparkan dengan kit vaksin yang dibentuk dari sel dendritik.
Selanjutnya, sel yang telah mengenal antigen akan diinkubasi selama 3-7 hari.
Hasilnya akan diinjeksikan ke dalam tubuh kembali. Di dalam tubuh, sel dendritik tersebut diharapkan akan memicu sel-sel imun lain untuk membentuk sistem pertahanan memori terhadap SARS CoV-2.
Untuk diketahui, hasil uji klinis I dan II Vaksin Nusantara merupakan uji klinis yang pertama masuk jurnal medis internasional dengan kerja sama Indonesia dan Amerika.
Andi, dari tim komunikasi Terawan Agus Putranto, mengatakan, ini merupakan kali kedua artikel tentang vaksin Nusantara dimuat di jurnal medis internasional.
Sebelumnya, artikel dengan judul "Dendritic cell vaccine as a potential strategy to end the Covid-19 pandemic. Why should it be Ex Vivo?" juga dimuat dalam jurnal Human vaccines & Immunotherapeutics, pada 26 Mei 2022 lalu.
“Dokter Terawan berharap artikel itu bisa menjadi rujukan bagi para peneliti, ” ujar Andi dalam keterangan persnya.