RN – Pengamat politik sekaligus CEO Point Indonesia, Karel Susetyo menegaskan, tak ada yang salah dari pernyataan Benny Rhamdani soal 'tempur lapangan' terhadap para pengkritik Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Karel menekankan, di era demokrasi seperti sekarang ini, ucapan 'perang' yang diucapkan oleh Ketua BP2MI harus dimaknai positif. Bahkan di Amerika Serikat, kata Karel, kubu Demokrat dan Republik juga 'berperang' demi menciptakan suasana yang demokratis.
"Kalau di dalam demokrasi ini, perang itu (ucapan Benny) bermakna positif. Perang yang dimaksud Benny itu pastinya adu gagasan, dan itu tejadi juga di Amerika," kata Karel saat dihubungi wartawan, Minggu (4/12).
BERITA TERKAIT :Peringati 25 Tahun Reformasi, Brigade 98 Gaungkan Dukungan Jokowi 3 Periode
BP2MI Soroti Diskriminasi PMI Terkait Barang Dibongkar Bea Cukai
Karel mengatakan, para pengkritik Presiden Jokowi seharusnya jangan hanya mampu menggoreng penggalan ucapan Benny. Harusnya, ucap Karel, para pengkritik Presiden Jokowi berani melakukan adu data dengan Benny, soal kinerja pemerintah.
"Perang (yang diucap Benny) soal gagasan berbasis data, kalau ada yang dianggep kurang, diberikan solusinya, jadi jangan hanya memberikan jalan buntu," ujar Karel.
Karel tak menampik, jika selama ini para pengkritik Presiden Jokowi lebih menyerang personal, ketimbang persoalan kinerja pemerintah. Jadi, sah-sah saja jika Benny merasa gemas dan geram kepada para anti pemerintahan Presiden Jokowi.
"Pemerintah memang wajib di kritik, karena pasti ada kekurangan. Tapi, pengkritik harus menghargai pemerintah, jangan mengkriik membabi-buta, dan tak mendasar," ucap dia.
Lebih lanjut, Karel juga menyayangkan sikap arogan para pengkritik Presiden Jokowi, yang memenggal video ucapan Benny. Jika mau bersikap adil, harusnya video utuh ucapan Benny yang disebarluaskan, bukan berupa potongan.
"Kalau kita cermati potongan video itu, sebenarnya tidak ada yang salah dengan ucapan Benny. Apa yang dikatakan Benny pasti ada teks dan konteks, setiap teks pasti ada konteks. Kontek Benny itu kan (Pemilu) 2024 yang damai," jelas dia.