RN - Safrin hanya bisa diam. Dia terpaksa tak narik malam hari lantaran takut akan aksi begal di Jakarta.
Padahal bapak dua anak itu hanya bisa narik malam lantaran pagi hingga sore harus kerja sebagai kuli bangunan. "Susah banget ya cari duit buat hidup," keluh warga Kapuk, Jakbar kepada wartawan, Sabtu (15/1) malam.
Diketahui, seorang driver ojek online (ojol), AH (40), menjadi korban pembegalan di kawasan Cikini, Menteng, Jakarta Pusat (Jakpus). Pelaku begal berjumlah empat orang dan menaiki dua sepeda motor.
BERITA TERKAIT :Pernah Narik Ojol, Ini Tips Wamenaker Agar Driver Dapat Sewa Berlimpah
Jika Tidak Masuk Angin, Status Ojol Dari Mitra Bakal Jadi Karyawan
Kanit Reskrim Polsek Menteng, Kompol Kukuh Islami, mengatakan pembegalan itu terjadi di Jalan Cikini Raya. Peristiwa itu terjadi sekitar pukul 03.30 WIB, Kamis (12/1) kemarin.
"Di depan sate Apjay, Jalan Cikini Raya No 55," kata Kukuh saat dihubungi, Sabtu (14/1/2923).
Lokasi pembegalan itu tak jauh dari Taman Ismail Marzuki (TIM). Ada rumah makan dan gedung GKM di dekat TKP ojol dibegal.
Sebelumnya, AH, yang menjadi korban begal di kawasan Cikini, membuat laporan polisi. Laporan itu dilayangkan Jumat (13/1) kemarin di Polsek Menteng.
"Baru laporannya Jumat (13/1) kemarin," kata Kepala Unit Reserse Kriminal (Kanit Reskrim) Polsek Menteng, Kompol Kukuh Islami, saat dihubungi, Sabtu (14/1).
Kukuh mengatakan terduga pelaku berjumlah empat orang. Dia mengatakan para pelaku langsung menendang AH namun pelaku tak membawa senjata tajam (sajam).
"Menurut keterangan korban, pelaku tidak mengeluarkan sajam, hanya pelaku memepet korban, lalu korban ditendang sehingga korban terjatuh dari motor. Ketika korban mencoba mau melawan, pelaku menurut keterangan korban berjumlah 4 orang, akhirnya korban menghindar. Ketika korban menghindar, teriak minta tolong, motor langsung dibawa kabur," ujarnya.
Dia mengatakan, dari rekaman CCTV yang diperoleh, para pelaku sudah membuntuti AH. Namun AH tak sadar telah dibuntuti.
"Itu korban tidak sadar kalau dibuntuti. Korban hanya dipepet, lalu ditendang," ujarnya.
Sebelumnya, Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono, mengkonfirmasi sejumlah aksi begal yang kini kian banyak di Jakarta. Namun demikian, dirinya enggan memperbanyak CCTV untuk antisipasi dan keamanan.
“Kalau konsep nambah CCTV bagus, tapi saya rasa peningkatasn keamanan dengan pak kapolda dan pak pangdam yang perlu ditingkatkan,” kata Heru kepada awak media di Jakarta, Kamis (5/1/2022).
Ditanya konsep pengetatan bersama beberapa pihak Forkopimda yang ada, kata dia, berbentuk oprasi. Utamanya, yang biasa dilakukan para Kapolres dan Dandim.
“Termasuk juga saya minta operasi lebih di jam rawan,” ucap dia.