Jumat,  29 March 2024

Jokowi Sentil Macet DKI, Warga: Gak Ada Anies Makin Parah Pak

RN/NS
Jokowi Sentil Macet DKI, Warga: Gak Ada Anies Makin Parah Pak
Ilustrasi macet.

RN - Jokowi sempat menyinggung soal macet Jakarta. Ucapan Jokowi ini membawa angin segar warga ibukota. 

Sebab, Jakarta selalu dilanda macet. Protes macet yang makin parah terus terjadi di ibukota. 

"Sejak Anies lengeser macet makin parah pak," keluh Yohanes warga Cililitan, Jaktim kepada wartawan, Kamis (16/2). 

BERITA TERKAIT :
DKI Hujan Sebentar, Banjir Dan Macet Di Mana-Mana 
Singgung Macet Jakarta, Jokowi Slepet Pj Gubernur DKI Ya?

Dia mengaku, macet stag terjadi pada pagi dan sore. "Terkadang siang juga macet parah," keluhnya.

Hal senada diungkapkan Ipan. Mahasiswa PTS di Jakarta Barat ini mengaku, macet ibu kota itu makin stag dan parah. "Saya harap Pak Pj Heru bisa bekerja cepat," ungkapnya.

Presiden Joko Widodo menyebut penjualan motor dan mobil membuat kemacetan di mana-mana. Jokowi pun memberikan solusi.

"Industri otomotif kita punya prospek cerah. Setiap tahun tumbuh signifikan. Tahun 2022 tumbuh 18 persen. Penjualan 2022 mobil 1 juta 48 ribu mobil. Dan juga motor mengalami peningkatan 3,3 persen. Meningkat di angka 5 juta 221 ribu unit di 2022," ujar Jokowi saat meresmikan IIMS 2023 di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, Kamis (16/2/2023).

"Akibatnya, kita sekarang macet dimana-mana. Jakarta macet. Surabaya macet, Bandung macet, Medan macet, karena memang penjualannya sampai angka segitu," tambah dia.

Untuk itu Presiden Jokowi mendorong supaya Indonesia bisa meningkatkan angka eskpor. Apalagi saat ini Indonesia masih kalah soal ekspor jika dibandingkan dengan Thailand.

"Supaya tidak macet saya mengajak industri otomotif untuk berorientasi pada ekspor. Memang meningkatnya tajam dari 300 ribu ini hampir 600 ribu," ungkap dia.

"Ini kami ucapkan terimakasih ke industri otomotif. Tapi kita masih kalah sama thailand. Makanya kami mau dorong lagi supaya eksoor naik lagi," jelas Jokowi.

Dalam pidatonya Presiden Joko Widodo juga menyinggung agar seluruh pabrikan di Indonesia menuju era elektrifikasi, khusunya full Electric Vehicles (EV). "Tren semua negara mendorong penggunaan mobil listrik," tambah dia.

Berdasarkan data yang dirilis TomTom Traffic Index, kemacetan Jakarta berada di peringkat 29 dari 389 kota di dunia.

"Mencakup 389 kota di 56 negara di 6 benua, Indeks Lalu Lintas kami memeringkat kota-kota di seluruh dunia berdasarkan waktu perjalanan rata-rata dan memberikan akses gratis ke informasi kota demi kota," demikian penjelasan TomTom dalam situsnya seperti dilihat, Rabu (15/2/2023).

TomTom menyatakan pengukuran tingkat kemacetan tahun 2022 juga menyertakan dampak finansial dari kenaikan biaya bahan bakar dan kemacetan lalu lintas, konsumsi bahan bakar/kWh dan emisi CO2 saat mengendarai mobil bensin, solar, atau kendaraan listrik di seluruh 389 kota.

"Sekarang di tahun ke-12, edisi Indeks Lalu Lintas TomTom ini memberikan lebih banyak wawasan daripada sebelumnya, membantu manajer armada, perencana kota, pembuat mobil, pembuat kebijakan, dan pengemudi mengatasi tantangan terkait lalu lintas, membuat keputusan mobilitas yang tepat dan mengarahkan menuju masa depan yang lebih baik," tulis TomTom.

TomTom menyatakan data Indeks Lalu Lintas itu dikumpulkan dari sampel representatif yang mencakup 543 miliar Km. TomTom mengatakan data itu digunakan untuk menilai dan menunjukkan bagaimana lalu lintas berkembang di kota-kota di seluruh dunia selama 2022.

Berdasarkan data tersebut kota yang berada di peringkat 1 TomTom Traffic Index atau paling macet di dunia selama 2022 ialah London. Waktu rata-rata perjalanan dalam 10 Km adalah 36 menit 20 detik. Posisi berikutnya ditempati Bengaluru di India, Dublin di Irlandia, Sapporo di Jepang dan posisi lima ditempati Milan di Italia.

Sementara, Jakarta berada di posisi 29 kota termacet dunia. Waktu rata-rata perjalanan dalam 10 Km adalah 22 menit 40 detik. Waktu tempuh itu meningkat sekitar 2 menit 50 detik dibanding tahun 2021.

Pada tahun 2021, Jakarta berada di posisi ke-46 dalam TomTom Traffic Index. Sementara pada 2020, Jakarta berada di posisi 31.