RN – Manajer Chelsea, Graham Potter, terus menerima tekanan setelah timnya kembali gagal meraih kemenangan. Tak sedikit yang mendesaknya untuk segera mundur.
Desakan itu semakin besar setelah kekalahan di markas Tottenham Hotspurs pada Minggu, 26 Februari. The Blues menyerah 0-2 lewat gol Oliver Skipp pada menit ke-46 dan Harry Kane pada menit ke-82.
Kekalahan di markas Spurs ini sekaligus memperpanjang tren buruk Chelsea dalam 11 pertandingan terakhir di berbagai kompetisi. Chelsea baru mengoleksi satu kemenangan dan sudah mengalami enam kekalahan.
BERITA TERKAIT :Serigala Roma Dilarang Rekrut Lampard
Jose Mourinho Kena 3 Hukuman Sekaligus
Menanggapi hal tersebut, Potter melakukan pembelaan. Menurutnya, dia masih butuh waktu untuk membuat tim menjadi lebih solid.
Mantan manajer Brighton and Hove Albion itu kemudian membawa-bawa nama Mikel Arteta dan Juergen Klopp. "Selalu ada pertanyaan itu, tentu saja dan Anda tidak dapat menghentikan pertanyaan. Sementara hasilnya seperti ini, saya menerimanya, itu bagian dari pekerjaan," ucap Potter, seperti dikutip dari Sky Sports.
"Kami berbicara sebelum pertandingan tentang menonton dokumenter Arsenal berjudul All or Nothing dan dua tahun setelah Mikel (Arteta) berkuasa, dia hampir dipecat dan orang-orang menginginkannya keluar dan itu adalah bencana. Jelas sekarang banyak hal telah sedikit berubah, tetapi begitulah adanya,” lanjut Potter.
Ia juga menyinggung soal kinerja Juergen Klopp ketika menangani Liverpool. Potter mengatakan, manajer Jerman itu juga sempat didesak mundur di awal karirnya.
"Jika Anda melihat situasi Juergen (Klopp), mereka belum mendapatkan hasil dan tiba-tiba orang ingin dia keluar,” sindir Potter.
Sadar dengan posisinya saat ini, Potter merasa ia tengah dalam proses dan menerima apapun tanggapan yang muncul soal kinerjanya. Di samping itu, Potter tak merasa khawatir dan hanya perlu terus membuktikan.
"Itulah sifat sepakbola dan jelas saya belum melakukan cukup banyak di klub ini untuk memiliki terlalu banyak itikad baik dan saya juga menerimanya,” ujar Potter.
"Tugas saya adalah tidak terlalu khawatir tentang itu (desakan mundur),” sambungnya.