RN - Airlangga Hartarto terancam bernasib tragis. Ketum Golkar yang Menko Perekonomian itu sepertinya ditinggal teman koalisi.
Awalnya Golkar, PAN dan PPP sepakat membentuk Koalisi Indonesia Bersatu (KIB). Koalisi ini gembar-gembor akan mendukung Airlangga sebagai capres atau cawapres.
Tapi belakangan, PAN malah mengusung Ganjar Pranowo dan Erick Thohir di Pilpres 2024. Begitu juga dengan PPP yang sudah gembar-gembor mendukung Ganjar-Erick.
BERITA TERKAIT :Golkar Sudah Disahkan Kemkum, Gugatan Ke Bahlil Tetap Jalan
Idrus Marham Bersinar Lagi, Diangkat Jadi Waketum Golkar Bareng Bamsoet
Ada kesan saat ini, partai berlogo Beringin itu ditinggal oleh teman koalisinya. Lalu gimana nasib Airlangga?
Kabar beredar, PAN dan PPP mendukung Ganjar dan Erick diduga karena urusan logostik. Sebab, untuk memenangkan pilpres tentunya mmembutuhkan dana besar.
"Wajar dong kalau PAN dan PPP cari jago yang berduit. Toh lagian Airlangga sampai saat ini elektabilitasnya jeblok," tegas pengamat politik Adib Miftahul kepada wartawan, Selasa (28/2).
Adib meminta kepada Golkar sebaiknya mencari teman koalisi baru yang lebih setia. "Buat apa juga kan kalau akhirnya Golkar sebagai parpol besar hanya ngekor pemain papan tengah," terang Adib.
Adib menambahkan, jangan sampai Airlangga Capres tanpa tiket. "Layu sebelum pertandingan dimulai, Erick itu pengusaha jadi banyak duit dan wajar saja parpol dukung jago yang berduit," sindirnya.
Ketua Umum PAN, Zulkifli Hasan mengisyaratkan untuk mengusung Ganjar Pranowo dan Erick Thohir di Pilpres 2024. Ia menyampaikannya lewat pantun dalam acara rapat koordinasi nasional (Rakornas) PAN di Semarang, Jawa Tengah, Ahad (27/2/2023).
"Izinkan saya mengakhiri pidato pada Rakornas PAN. Jalan-jalan ke Simpanglima, jangan lupa beli lumpia. Kalau Pak Ganjar dan Pak Erick sudah bersama, Insya Allah Indonesia tambah jaya," ujar Zulhas membacakan pantunnya.
Acara tersebut dihadiri langsung oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi). Zulhas pun berseloroh di hadapan Jokowi, kalau rambut Ganjar semakin memutih dan ada kerutan di wajahnya.
Ketua DPP PPP Achmad Baidowi menganggap langkah politik Zulhas mendukung Ganjar-Erick sebagai pasangan capres dan cawapres adalah hal yang sah sebagai aspirasi.
Apalagi ada nama Erick yang juga memiliki kedekatan emosional dengan PPP.
"Ya sebagai sebuah aspirasi yang disampaikan oleh PAN sah-sah saja. Barangkali ada kemungkinan kesamaan dengan koalisi yang lainnya. Khusus nama Pak Erick Thohir memang PPP juga dalam beberapa kesempatan menghadirkan Pak Erick Thohir untuk menyapa kader PPP. Ya ada semacam kedekatan emosional," kata Awiek, sapaan akrab Achmad Baidowi kepada wartawan, Minggu (26/2/2023).
KIB Terancam
Secara terpisah aktivis 98 Agung Wibowo menilai, langkah PAN seperti sinyal untuk meninggalkan KIB khususnya Golkar.
"Saya rasa itu sinyal. Pertanyaannya apakah Airlangga sadar atau pura-pura gak sadar?," terangnya.
Aktivis yang aktif di Forkot dan biasa disapa Agung Dekil ini menyatakan, sebaiknya Airlangga jangan lagi bermimpi soal KIB.
"Kecuali Airlangga sepakat hanya jadi penonton dan mendukung Ganjar-Erick. Kalau tidak sepakat ya cari dong kawan koalisi lain, jangan mau digocek PAN dan PPP," bebernya.
Ketua DPP Partai Golkar Dave Akbarshah Fikarno sebelumnya mengatakan bahwa keputusan soal penentuan calon presiden dan calon wakil presiden yang bakal diusung Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) harus dibahas bersama.
Menurutnya, Ada waktu yang tepat untuk deklarasi Capres dan Cawapres ke publik.
"Telah sepakat bahwa hal-hal yang berkaitan dengan arah koalisi ke depan akan diputuskan dan disampaikan secara bersama-sama kepada masyarakat umum, pada waktu yang tepat," kata Dave kepada wartawan, Senin (27/2/2023).
Dave menyebut, Golkar, PPP dan PAN sudah memiliki kesepahaman yang serupa. Dalam koalisi sudah bergabung menjadi satu kesatuan.
"Golkar, PPP dan PAN adalah tiga entitas politik yang memiliki pemahaman dan ideologi kebangsaan yang serupa. Kami telah bergabung menjadi satu dalam sebuah koalisi untuk melanjutkan pembangungan bangsa hari ini yang telah dirintis oleh Presiden Jokowi," ujar anggota Komisi I DPR RI ini.